Senin, 20 Juli 2015

ARTIKEL PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA



Eksperience is The Best Teacher
(Program Induksi Pembelajaran Profesional Bagi Guru Pemula)
Oleh : Kartono, S.Pd
Guru SDN Kedongori 1
Pepatah mengatakan eksperience is the best teacher yang artinya pengalaman merupakan guru yang paling baik. Pepatah ini sering kita ucapkan untuk  memberi motivasi anak didik kita. Di sisi lain pepatah lama ini juga sangat bermanfaat bagi guru. Walau terkesan kuno namun pepatah ini sangat tepat untuk meningkatkan profesional guru. Untuk menjadi guru profesional harus mempunyai banyak pengalaman. Banyak cara untuk memperoleh pengalaman antara lain melalui teman di tempat kerja.

Tersedianya guru yang profesional merupakan salah satu faktor yang menopang sistem pendidikan yang bermutu.  Sistem pendidikan yang bermutu dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sementara sumber daya manusia yang bermutu adalah investasi masa depan. Sehingga bangsa Indonesia kelak menjadi negara yang maju dan sejahtera. Sebagaimana diamanatkan dalam  UUD 1945 yang tertuang pada alenia IV yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No 14 tahun 2005 ayat 1). Tugas ini setiap hari selalu kita lakukan setiap  berada di sekolah dalam rangka mengabdikan diri terhadap bangsa. Tugas tersebut tidaklah mudah tetapi memerlukan kualifikasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Terutama sertifat sebagai pendidik yang dikeluarkan dari LPTK.
Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan, maka seorang guru harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan tersebut haruslah berkesinambungan mulai dari pre-service dan pendidikan profesi guru di LPTK sampai menjadi guru pemula di satuan pendidikan. Untuk diterima di LPTK harus melewati seleksi yang sangat ketat melalui tes kompetensi, psikologi, dan pengetahuan umum. Demikian halnya menjadi guru pemula memerlukan banyak pengalaman dan bimbingan dari guru yang lebih senior.
Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan sekolah mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain: pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Padahal pengenalan guru pemula terhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru selanjutnya.  Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah program induksi.

Kata induksi banyak dipakai dalam pembelajaran sains. Pada materi magnet induksi diartikan sebagai cara membuat magnet dengan mendekatkan magnet pada besi atau baja. Besi atau baja yang didekatkan dengan magnet lama kelamaan akan berubah menjadi  magnet. Magnet baru tersebut bila didekatkan semakin lama sifat kemagnetannya semakin kuat, bahkan akan menyerupai aslinya. Filosofi induksi demikian sama persis dengan program induksi yang diimplementasikan dalam dunia pendidikan selama ini. Magnet asli merupakan model guru profesional sementara besi atau baja ibarat guru pemula yang sedang mencari pengalaman dalam mengajar, membimbing, dan melatih.

Program Induksi dalam pendidikan adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan  berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran bagi guru pemula pada  satuan pendidikan di tempat tugasnya. Induksi guru pemula merupakan proses orientasi kegiatan mengajar dalam konteks satuan pendidikan tertentu, dan menjadi pembelajaran profesional di tempat kerja selama tahun pertama mengajar dan merupakan tahap awal dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB) seorang guru.

Program Induksi dirancang secara sistematis dan terencana berdasarkan konsep kerjasama dan kesejawatan antara guru pemula, guru pembimbing, guru sejawat, kepala sekolah, dan pengawas dengan pendekatan pembelajaran profesional. Program ini menghargai guru pemula dan memberi kesempatan mendapat pengalaman seluas-luasnya dengan kesadaran sendiri. Guru pemula dengan mudah bertanya bila mengalami kesulitan.

Program Induksi bagi guru pemula didasarkan pada pemahaman bahwa:
1.      Pembelajaran di tempat kerja merupakan unsur utama bagi perkembangan dan pembelajaran professional guru pemula, Tahap ini juga berperan penting dalam  Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PPB).
2.      Pembelajaran professional melibatkan  guru dan kelompok guru yang mengembangkan praktek dan pemahaman baru tentang pekerjaan mereka.
3.      Kerjasama dan dialog professional di sekolah dapat mendukung pembelajaran professional, mengembangkan  praktik  reflektif dan memperkuat pendekatan kolegalitas untuk  perkembangan sekolah.
4.      Pembelajaran professional guru merupakan landasan  bagi perkembangan sekolah dan peningkatan hasil belajar peserta didik serta peningkatan status  profesi.
Penyelenggaraan program induksi bagi guru pemula didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Profesional; penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi,  sesuai bidang tugas;
2.      Kemitraan; menempatkan guru pemula dan pembimbing sebagai mitra sejajar;
3.      Kesejawatan; penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;
4.      Mandiri; bekerja tanpa bergantung pada pihak lain;
5.      Demokratis; menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan kelompok;
6.      Terbuka; proses dan hasil kerja diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan;
7.      Fleksibel; menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan yang ada;
8.      Partisipasif; melibatkan banyak pihak dalam pengambilan keputusan;
9.      Akuntabel; penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik;
10.  Responsibel; penyelenggaraan bekerja sesuai dengan tupoksinya;
11.  Sistemik, dilaksanakan secara teratur dan runtut;
12.  Berkelanjutan, dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan perbaikan atas hasil sebelumnya;

Program induksi dilaksanakan  dalam rangka menyiapkan guru pemula agar menjadi guru profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian program induksi senantiasa dipantau dan dievaluasi agar dapat diperbaiki di masa depan. Pemantaun dan evaluasi  sebagai salah satu bagian proses penjaminan mutu pendidikan terutama dalam pemenuhan standar kompetensi guru sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Selain itu, melalui program induksi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru pemula dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, kondisi sekolah, dan lingkungannya.
Sebagian besar program induksi telah mendapat respon dari para stakeholders pendidikan. Kemungkinan ke depan penerimaan seleksi CPNS melalui program induksi. Beberapa daerah mengadakan tes CPNS dari guru yang sudah wiyata bakti. Asumsi ini sangat tepat mengingat para guru wiyata bakti telah mendapatkan pengalaman mengajar sebelumnya dengan guru senior yang sudah profesional dari instansi masing-masing. Akan berbeda bila penerimaan guru  CPNS  berasal dari lulusan baru LPTK yang belum mempunyai pengalaman mengajar secara nyata. Hal ini sangat riskan mengingat sekarang tantangan global sangat luar biasa, peserta didik telah kental dengan teknologi, dan membutuhkan banyak kompetensi untuk membekali hidupnya. Kondisi demikian tentunya akan ballance bila diimbangai guru yang profesional.

Daftar Pustaka
Direktorat Tenaga Kependidikan  Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional. 2009.  Draft Petunjuk Teknis  Program Induksi Guru Pemula. Jakarta.
Gaspersz, Vincent. 2000. Penerapan Total Management In Education (TQME) Pada Perguruan Tinggi di Indonesia, Jurnal Pendidikan (online), Jilid 6, No. 3 (http://www.ut.ac.id diakses 20 Januari 2001).
Hanafiah, M. Jusuf, dkk, 1994. Pengelolaan Mutu Total Pendidikan Tinggi, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Nasution, MN, 2000. Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia Indonesia, Jakarta
Moh. Iwan Apriyadi. 2007. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Artikel dipublikasikan diinternet.
Slamet, PH. 2000. Karakteristik Kepala Sekolah Yang Tangguh, Jurnal Pendidikan, Jilid 3, No. 5 (online) (http://www.ut.ac.id diakses 20 Januari 2001).
Usman, Husaini, Peran Baru Administrasi Pendidikan dari Sistem Sentralistik Menuju Sistem Desentralistik, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan, Februari 2001, Jilid 8, Nomor 1.


1 komentar:

  1. Best eCOGRA Sportsbook Review & Welcome Bonus 2021 - CA
    Looking for an eCOGRA 토토사이트 Sportsbook https://octcasino.com/ Bonus? At kadangpintar this eCOGRA Sportsbook review, we're talking about a variety of deccasino ECCOGRA sportsbook 바카라 사이트 promotions.

    BalasHapus