TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
Judul
Peningkatan Mutu Kegiatan Ekstrakurikuler
Pramuka
di SDN Kedungori 1
Dosen Pengampu :
Dr.Bambang Ismanto, M.Si
Disusun Oleh :
Nama NIM
Kartono
942014034
PROGRAM PASCASARJANA S-2
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
TAHUN 2015
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ekstrakurikuler
merupakan salah satu perangkat operasional (supplement dan complements) dalam kurikulum
sekolah. Banyak ragam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diselenggarakan oleh
sekolah, baik wajib atau pilihan. Dalam Kurikulum 2013 pemerintah telah
menetapkan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah mulai jenjang
sekolah dasar (SD/MI) sampai sekolah menengah atas (SMA/SMK). Artinya, harus
diikuti oleh semua peserta didik terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi
tertentu yang tidak memungkinkan dapat mengikutinya.
Tujuan dari Gerakan Pramuka adalah membentuk setiap
angggota pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak
mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa
dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan
Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Tujuan dari
Gerakan Pramuka sejalan dengan fokus pendidikan karakter yang menjadi program
utama Kementerian Pendidikan Nasional.
Dalam UU No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka,
disebutkan Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka
untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan yang mempersiapkan anggotanya
untuk mempunyai karakter bangsa sesuai dengan dasa darma dan tri satya.
Saat ini,
penyelenggaraan ekstrakurikuler pramuka di sekolah terkesan hanya formalitas
dan asal berjalan. Kesan
tersebut tampak dari carut marutnya pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka antara
lain, tidak ada program dan target yang jelas, latihan jika akan ada lomba
saja, pembina bukan ahli, kegiatan asal berjalan, dan pendanaan yang minim.
Demikian halnya, di SDN Kedungori 1, penyelenggaraan
ekstrakurikuler Pramuka mengalami stagnan. Kegiatan tidak terkoordinir dengan
baik, jadwal latihan tidak berjalan secara kontinu hanya ketika akan ada
jambore ranting,, pembina banyak di datangkan dari instruktur muda (penegak
yang belum mempunyai sertifikat KMD), dan tidak adanya rencana anggaran
kegiatan secara implisit pada program ini. Sementara setiap tahun Pramuka
menjadi prioritas utama Program kegiatan di jajaran UPTD Dikpora Kecamatan
Dempet.
Kondisi demikian amat mengkawatirkan, padahal SDN
Kedungori 1 mempunyai potensi yang sangat besar. Sumber daya manusianya
berkualitas semua guru sejumlah 12 guru mempunyai kualifikasi akademik S1 dan
bahkan ada S2. Ada 10 mempunyai serfikat mahir KMD dan 2 KML sebagai Pembina Pramuka
baik penggalang dan siaga. Peran serta masyarakat dan komite sekolah menjadi
daya dukung yang handal dalam penggalian dana. Lokasi sekolah yang sangat luas
representatif untuk tempat latihan. Hari Jum’at sore anak-anak libur sekolah
madrasah ini sebenarnya memberi peluang bagus untuk kegiatan latihan. Anak-anak
sangat antusias dan responsive pada kegiatan Pramuka.
2.
Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas maka permasalahan yang dapat kita pertanyakan sebagai berikut:
Bagaimanakah cara meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SDN
Kedungori 1?
3.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah secara
implisit adalah untuk mengetahui cara meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka
di SDN Kedungori 1.
B. KAJIAN TEORI
1. Definisi dan Keterkaitan dengan Siswa dan Sekolah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2008 tentang Pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler dan
intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang
memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan
guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan
yang diikuti oleh para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan
dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun diluar sekolah, bertujuan agar
siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan
dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan
nilai-nilai.
Pengertian ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:291)
yaitu suatu kegiatan yang berada diluar program yang 10 tertulis didalam
kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan
ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini
memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan
bakat dan minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakulikuler adalah kegiatan diluar
jam pelajaran yang dilakukan, baik disekolah ataupun diluar sekolah yang
bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengetahuan siswa, mengenal hubungan
antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.
Faktor – faktor yang mempengaruhi minat yang timbul dalam diri seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam dari
individu itu sendiri (faktor instrinsik), maupun faktor yang berasal dari luar
individu itu sendiri (faktor ekstrinsik).
- Faktor dari dalam (faktor instrinsik) yaitu sifat pembawaan.
- Faktor dari luar (faktor ekstrinsik) diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Minat yang terjadi dalam individu dipengaruhi dua faktor yang menentukan yaitu faktor keinginan dari dalam, dan faktor keinginan dari luar. Minat dari dalam terdiri dari tertarik atau rasa senang pada kegiatan, perhatian terhadap suatu kegiatan dan adanya aktifitas atau tindakan akibat rasa senang maupun perhatian.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (factor instrinsic) dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut (factor ekstrinsic). Adapun ketiga faktor instrinsik dari minat tersebut antara lain:
1). Rasa Tertarik
Menurut Suadirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang dialami setiap
individu tetapi sulit dijelaskan. Dzakir (1992: 216) menyampaikan, tertarik
adalah suka atau senang, tetapi belum melakukan aktivitas. Sedangkan Winkell
(1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik sebagai penilaian positif terhadap
suatu obyek. Berdasarkan tiga pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa tertarik
merupakan rasa yang dimiliki setiap individu dalam ungkapan suka, senang dan
simrpati kepada sesuatu sebelum melakukan aktivitas, sebagai penilian positif
atau suatu obyek.
2). Perhatian
Perhatian didefinisikan oleh Sumadi Suryabrata (1982:14) sebagai frekuensi
dan kuantitas kesadaran yang menyertai aktivitas seseorang, sedangkan Dakir
(1993: 144) mendefinisikan minat perhatian sebagai keaktifan peningkatan
kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada sesuatu, dan
Bimo Walgito (2002: 98) mendefinisikan perhatian sebagai pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek.
Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan pemusatan
tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau frekuensi dan kuantitas
kesadaran peningkatan kesadaran seluruh jiwa.
3). Aktivitas
Tahap setelah siswa tertarik dan memberikan perhatian terhadap suatu objek
atau kegiatan adalah bergabungnya siswa dalam kegiatan tersebut. Dalam penelian
ini aktivitas siswa berbentuk keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bolavoli mini.
Selain itu ada juga faktor
ekstrinsik terdiri atas pengaruh dari lingkungan keluarga,sekolah, dan
lingkungan. Lingkungan keluarga yang memberikan pengaruh misalnya keadaan
sosial ekonomi, serta cara orang tua mendidik anak merupakan sebagian contoh
faktor keluarga yang dapat mempengaruhi minat siswa. Pengaruh lingkungan
sekolah misalnya kurikulum, metode mengajar yang digunakan guru, serta aturan
dan disiplin sekolah. Adapun faktor masyarakat meliputi teman bergaul serta
kegiatan siswa di masyarakat.
Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan
diluar jam pelajaran wajib. Ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk
menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan penjelasan
tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler
adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di
luar sekolah yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengatahuan siswa,
mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.
Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan
ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan
bakat dan minat mereka. Siswa dapat
memperdalam dan memeperluas pengetahua keterampilan mengenai hubungan antara
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya. Mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta
mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan
kebutuhan dan keadaan lingkungan.
2. Konsep Dasar Kegiatan Ekstrakurikuler
Pemahaman dan pengelolaan ektrakurikuler yang baik akan membentuk siswa
yang kreatif, inovatif, dan beradab. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang
dijelaskan oleh Mumuh Sumarna (2006:10) yaitu: “Kegiatan ekstrakurikuler yang
dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam
program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan”. Berdasarkan uraian
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi ekstrakurikuler adalah sebagai
sarana penunjang bagi proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah yang
berguna untuk mengaplikasikan teori dan praktik yang telah diperoleh sebagai
hasil nyata proses pembelajaran.
Yudha M. Saputra (1998: 6)
mendefinisikan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran
sekolah biasa yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antar pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan program yang berupa pengayaan dan perbaikan
yang berkaitan dengan kegiatan intrakurikuler.
Pendapat lain dikemukakan oleh
Wahjosumidjo (2007:256) kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan-kegiatan siswa
diluar jam pelajaran, yang dilaksanakan di sekolah atau diluar sekolah, dengan
tujuan untuk memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai mata
pelajaran, penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka usaha untuk
meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan para siswa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur dan
sebagainya.
Dari beberapa pendapat para
ahli tentang ekstrakurikuler diatas, dapat diketahui bahwa kegiatan
ekstrakurikuler dilakukan diluar jam pelajaran dan tidak diatur dalam
kurikulum, hal ini sejalan dengan pendapat Suryosubroto 14 (2007:58) yang
mengartikan “kegiatan ekstrakurikuler mencakup semua kegiatan di sekolah yang
tidak diatur dalam kurikulum.” Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar jam pelajaran yang dapat
dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan mengembangkan
bakat dan minat yang dimiliki siswa.
3. Hubungan
Ekstrakurikuler dan Peningkatan Pada Siswa
Elizabeth B. Hurlock (1993: 214) mengatakan bahwa pada semua manusia, minat
memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang danmempunyai dampak yang
besar atas perilaku dan sikap, terutama selamamasa kanak-kanak. Karena jenis
pribadi anak sebagian besar ditentukan oleh minat yang berkembang selama masa
kanak-kanak. Di samping itupengalaman belajar dari anak juga sangat berpengaruh
terhadapperkembangan minat anak.Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap
proses danpencapaian hasil belajar. Apabila materi pelajaran yang dipelajari
tidaksesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan tertarik untuk belajar
dengan sebaik-baiknya. Tidak ada daya tarik bagi siswa mengakibatkan keengganan
belajar. Keengganan belajar mengakibatkan tidak adanya kepuasan dari pelajaran
tersebut. Namun sebaliknya, pelajaran yang menarik siswa, lebih mudah
direncanakan karena minat menambah aktivitas belajar. Jika terdapat siswa yang kurang
berminat terhadap belajar, maka dapatlah diusahakan agar mempunyai minat yang
lebih besar yaitu dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi
kehidupan peserta didik.Wiliamson dalam Yudha M.Saputra (1998: 16) tujuan
kegiatan ekstrakurikuler adalah memberikan sumbangan pada perkembangan
kepribadian anak didik, khususnya bagi mereka yang berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut. Berkaitan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler, Yudha M. Saputra mengemukakan empat tipe yang termasuk dalam
kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut.
- Program sekolah dan masyarakat seperti seni lukis, seni tari, seni musik, seni tari drama dan sejumlah kegiatan ekstetika lainya
- Partisipasi dan observasi kegiatan olahraga diluar atau didalam ruangan seperti
atletik, renang, tenis, sepak bola dan
permainan tradisional.
c.
Berdiskusi
masalah-masalah sosial dan ekonomi seperti melakukan kunjungan ke pasar,
ke tempat bersejarah, ke kebun binatang dan sebagainya.
- Aktif menjadi anggota klub dan organisasi seperti klub olahraga, pramuka, OSIS dan sebagainya.
Secara komprehensif kegiatan ekstrakurikuler memiliki berbagi macam tujuan
yang pada dasarnya menyangkut perkembangan kepribadian, perkembangan emosional,
hubungan sosial serta kemampuan motorik, baik motorik halus maupun motorik
kasar. Optimalisasi kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terencana
memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan siswa.
Ada beberapa jenis program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah.
Antara lain sebagai berikut. (Yudha M. Saputra, 1998: 23)
1) Program pengembangan bakat dan minat
Setiap anak pasti memiliki potensi. Melalui kegiatan ekstrakurikuler
potensiitu dapat dikembangkan. Yang terpenting dari program pengembangan bakat
danminat melalui kagiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah menumbuhkembangkan
potensi anak seperti bidang kerajinan, seni tari, seni drama, senisuara, seni
musik, dan mementaskan hasil seni anak didik. Dalam hal ini gurubertindak
sebagai fasilitator mengarahkan agar potensi yang dimiliki anaktersebut tidak
disalahgunakan oleh anak.
2) Program kegiatan rekreasi dan waktu luang
Agar kegiatan rekreasi dan waktu luang tidak hanya sebagai kegiatan
yangsebatas hura-hura maka perlu adanya inovasi pengembangan kearah yang
lebihbermanfaat bagi anak, khususnya sekolah dasar. Kegiatan ini dapat
berupapemberdayaan potensi permainan tradisional dan penciptaan
bentuk-bentukpermainan baru. Permainan dapat berupa kunjungan ke tempat-tempat
yang kayaakan seni tradisional.
3) Program keagamaan
Program keagamaan dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan hari-haribesar
yang diperingati setiap tahun. Anak dapat mengadakan acara yangbernuansa
keagamaan guna memupuk rasa saling menghargai antar umatberagama. Kegiatan yang
dilakukan dapat berbentuk lomba, diskusi keagamaandan perayaan sederhana agar
anak saling mengetahui aktivitas keagamaan masing masing.
4) Program politik dan sosial
Program ini merupakan program pengenalan politik dan sosial kepada
anak.Kegiatan yang dilakukan dapat berupa peragaan sederhana yang dikemas
dalambentuk drama atau dilakukan bakti sosial dan melaksanakan upacara
benderapada hari-hari besar. Kegiatan pendidikan politik dan sosial ini dapat
dilakukanseperti OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), LKS (Latihan
kepemimpinan Siswa) dan PKS (Patroli Keamanan Sekolah)
5) Program pusat belajar
Program kegiatan pusat belajar ini dilakukan dengan mengembangkanpelajaran
intrakurikuler seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA danMatematika.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dapat berupapembentukan klub bahasa,
sains atau klub karya ilmiah remaja.
6) Program ekonomi
Kegiatan yang dlakukan pada program ekonomi ini adalah untukmenghimpun dana
dalam rangka pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.Misalnya anak diajak oleh
guru untuk mengadakan bazar dari anak oleh anakuntuk anak. Program ini
mengajarkan kepada anak untuk mejadi pelaku ekonomidalam level yang sederhana
seperti koperasi sekolah dan praktek kerja nyata.
7) Program budaya
Pelaksanaan program budaya ini dapat dilakukan dengan memberdayakanpotensi
daerah untuk diperkenalkan kepada anak didik degan cara pementasanseni budaya
yang dilakukan anak didik.
8) Program informasi dan kegiatan yang tidak diorganisasikan
Pengembangan kegiatan ini melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat
berupadiskusi kelompok antar anak dengan topik yang dibatasi. Anak akan
mendapatkesempatan untuk mendiskusikan masalah apapun yang mereka sukai.
Dalamkegiatan ini guru tidak terlibat secara langsung tetapi hanya memonitor
kegiatantersebut.
9) Program olahraga
Dalam program olahraga biasanya guru membuat klub atau unit
kegiatanolahraga. Anak dapat memilih cabang olahraga yang disukainya.
Misalnyaolahraga yang banyak diminati peserta didik, sepak bola, bola basket,
bola voli,bela diri karate, tae kwon do dan sebagainya.
4. Tujuan dan Keberartian Kegiatan Ekstrakurikuler
a.
Mengembangkan
seluruh ranah kemampuan siswa secara komprehensif dan seimbang.
b.
Kegiatan
belajar siswa disekolah saat ini menekankan pada pengembangan fungsi otak tidak
sebelah kiri yakni persepsi kognisi hal-hal yang logis sekuensial dan rasional.
Pengembangan fungsi otak tidak sebelah kanan yang bersifat holistik,
imajinatif, dan kreatif kurang mendapat perhatian. Akibatnya pengembangan aspek
afeksi dan psikomotorik menjadi terabaikan. Bobi DePorter dan Mike Hernacki
(1999) menyarankan untuk keseimbangan pengambangan fungsi kedua belahan otak
itu hendaklah diusahakan cara belajar global (global learning).
c.
Mendorong rasa
betah gairah dan pencapaian prestasi belajar disekolah.
d.
Mengembangkan
bakat dan minat siswa menuju pembentukan integritas pribadi yang kuat dan
produktif.
e.
Mengisi waktu
luang agar efektif dan bermanfaat, bandingkan kegiatan belajar /
ekstrakurikuler yang berlangsung pada sekolah dengan paruh waktu (part time),
penuh waktu(fuul day) dan sepanjang waktu (berasrama / boarding
system).
f.
Memelihara
nilai-nilai luhur budaya kehidupan bangsa yang religius, berperadaban untuk
saling menghormati, menjunjung tinggi rasa persatuan musyawarah dan memupuk
sikap berkeadilan.
5. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip
sebagai berikut :
- Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
- Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta oleh peserta didik.
- Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntu keikutsertaan peserta didik secara penuh.
- Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.
- Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
- Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
6. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk
:
- Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
- Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
- Latihan / lomba keberbakatan / prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagaman.
- Seminar, lokakarya, dan pameran / bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
Selanjutnya menurut Depdikbud (1987:27) kegiatan ekstrakurikuler dibagi
menjadi dua jenis yaitu :
a. Kegiatan yang bersifat sesaat,
misal: karyawisata, bakti sosial.
b. Kegiatan yang bersifat kelanjutan,
misal: pramuka, PMR, dan sebagainya.
7. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Pelaksanaan program-program
kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dikendalikan untuk pencapaian tujuan-tujuan
yang telah diterapkan dan kontribusinya terhadap perwujudan visi sekolah. Dari
setiap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya diusahakan
suasana yang kondusif, tidak terlalu membebani siswa dan tidak merugikan
aktivitas kurikuler sekolah. Usahakan pelaksanaan kegiatan konsisten
sebagaimana terjadwal dan terpublikasikan. Kerja sama tim adalah fundamental,
hindari pembatasan untuk partisipasi. Setiap personil disekolah, sesuai dengan
fungsinya, pada dasarnya bertanggungjawab atas pengembangan program
ekstrakurikuler yang diselenggarakan.Adapun ragam dan banyaknya sumber daya
manusia yang diperlukan untuk menangani pengelolaan program ekstrakurikuler itu
tergantung pada kebutuhan yang berkembang, kompleksitas tugas-tugas
penyelenggaraan program, dan kebijakan dari pimpinan sekolah sebagaimana hasil
kesepakatan antar pihak yang berkepentingan (stakeholders). Peran-peran
kunci dari setiap personil disekolah seperti kepala sekolah, para wakil kepala
sekolah, guru-guru, wali kelas, guru/petugas BP, pustakawan, dan kepengurusan
OSIS, hendaknya dioptimalkan dalam jabatannya dan terkait secara langsung
dengan pengembangan program kegiatan ekstrakurikuler. Demikian halnya dengan
peran-peran kunci personil yang berada diluar organisasi sekolahdan dimiliki
keterkaitan fungsional dengan kepentingan penyelenggaraan program
ekstrakurikuler, seperti pengurus Komite Sekolah, orang tua siswa, tokoh
masyarakat yang peduli, pengurus MGMP, pemerintahan setempat dan lain-lain,
hendaknya juga dioptimalkan.
Untuk tenaga guru/instruktur,
seyogianya adalah guru yang ada di sekolah yang memiliki latar belakang
pendidikan yang relevan dan atau guru memiliki minat yang kuat untuk itu. Jika
sekolah tidak memiliki guru/instruktur yang berlatar belakang pendidikan
relevan dan tidak mempunyai guru yang berminat untuk menyelenggarakan program
ekstrakurikuler, sekolah dapat mengusahakan dengan cara mengundang
guru/instruktur di bidang ekstrakurikuler dari sekolah/lembaga pendidikan lain
yang berdekatan melalui kerja sama yang saling menguntungkan. Memanfaatkan nara
sumber/tenaga ahli yang ada dan potensial pada masyarakat sekitar sekolah.
Membina kemampuan yang dibutuhkan melalui MGMP, program pendampingan tenaga
guru dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler dan keikutsertaan guru dalam
suatu program pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan. Fasilitas untuk setiap
program kegiatan hendaknya dipikirkan guna mendukung terlaksankannya program
kegiatan ekstrakurikuler yang efektif. Fasilitas program ini mislnya mencakup,
pedoman/sumber dan kesempatan mengikuti program ekstrakurikuler yang
ditawarkan. Form bio data siswa. Alat test dan form interview. Form penawaran
pilihan atas jenis kegiatan ekstrakurikuler. Daftar siswa/kelompok siswa untuk
layanan kegiatan ekstrakurikuler. Form pengaturan jadwal kegiatan
ekstrakurikuler dan liburan sekolah. Form rancangan program kegiatan
ekstrakurikuler. Form MOU, form perizinan. Form monitoring pelaksanakaan
kegiatan ekstrakurikuler dan pembimbingan. Form pelaksanaan evaluasi hasil
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Form sertifikasi atas penyelesaian
keikutsertaan siswa dalam program kegiatan ekstrakurikuler yang dipercaya.
8. Evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler
Evaluasi program kegiatan
ekstrakurikuler di maksudkan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai
tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Penilaian dapat dilakukan
sewaktu-waktu untuk menetapkan tingkat keberhasilan siswa pada tahap-tahap
tertentu dan untuk jangka waktu tertentu berkenan dengan proses dan hasil
kegiatan ekstrakurikuler. Penilaian program ekstrakurikuler menekankan pada
penilaian / tes tindakan yang dapat mengungkapkan tingkat untuk perilaku
belajar / kerja siswa. Penetapan tingkat keberhasilan untuk program
ekstrakurikuler didasarkan atau standart minimal tingkat penguasaan kemampuan
yang disyaratkan dan bersifat individual. Penilaian secara inklusif
mempertimbangkan pembentukan kepribadian yang terintegrasi jiwa kemandirian
atau kewirausahaan sikap dan etos perilaku itumempertimbangkan kemahiran dalam
pemecahan masalah dan berkomunikasi. Mempertimbangkan standart keadilan dan
keragaman secara individual bagi setiap siswa, dan mempertimbangkan tingkat partisipasi
aktif dalam kegiatan ekstrakkurikuler yang dilakukan. Penilaian dilakukan
dengan memandang bobot yang sama baik terdapat proses dan hasil akhir dari
setiap kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan. Penilaian melalui pemberian
tugas secara bervariasi dan dinamisakan mendorong tumbuhnya rasa tanggungjawab
yang tinggi. Ujian kemampuan atau tingkat kemahiran yang telah dicapai siswa
dan sertifikasi dilakukan secara bersama sehingga dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan.
9. Pertanggungjawaban Kegiatan Ekstrakurikuler
Sekolah hendaknya membuat
laporan, baik laporan untuk keseluruhan program kegiatan ekstrakurikuler dan
untuk setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler ataupun untuk pertanggungjawaban
keuangan yang telah dialokasikan/digunakan untuk kegiatan yang dimaksudkan.
Untuk laporan kegiatan, hendaknya dibuat format yang sederhana tetapi cukup
komprehensif dan mudah dipahami, misalnya mencakup: kata pengantar, hasil yang
diharapkan, organisasi penyelenggaraan, jdwal dan mekanisme pelaksanaan, bentuk
penghargaan, hasil yang diperolah, kesulitan yang dijumpai dan usaha mengatasi
kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan dan saran-saran yang diajukan, serta
lampiran-lampiran yang diperlukan.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Visi
Terwujudnya sekolah yang berkualitas, kreatif, agamis,
daalam suasana kehidupan yang demokratis.
2. Profil Sekolah
Jumlah murid ada 239 siswa, jumlah guru ada 12 guru
terdiri atas 10 guru berijasah S1 dan 2 berijasah S2. Kepala Sekolah
berprestasi tingkat kecamatan. Tiga guru berprestasi ada yang berprestasi
tingkat kabupaten. Semua guru menguasai TIK, aktif dalam berbagai kegiatan
seperti di Andalan Ranting Pramuka, PGRI, dan berbagai lomba.
3. Konsep Manajemen Esktra Kurikuler Pramuka
Sebagai
ektrakurikuler wajib di sekolah, kegiatan pramuka harus mengarah ke pencapaian
tujuan kepramukaan dan visi SDN Kedungori 1. Tujuan tersebut tentu hanya dapat
dicapai jika pelaksanaan pelatihan pramuka dikelola dengan baik dan tidak hanya
asal berjalan. Manajemen ekstrakurikuler ini perlu melibatkan berbagai pihak. Menurut George R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja,
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Oleh sebab itu perbaikan manajemen
ekstrakurikuler pramuka di sekolah penulis yakni SDN Kedungori 1 mendesak dan
krusial dibenahi. Penulis memiliki gagasan pengelolaan
ekstrakurikuler pramuka dengan manajemen “cerdas” (cermat, efektif, rasional,
didaktis, atraktif, dan sukses). Konsep ini mengacu pada
pendapat George R. Terry merumuskan fungsi-fungsi manajemennya sebagai POAC
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
a. Cermat dalam Perencanaan (Planing)
Menyelenggarakan
ekstrakurikuler pramuka harus cermat dalam perencanaan. Perencanaan merupakan
langkah penting yang harus dilakukan sekolah sebelum menyelenggarakan
ekstrakurikuler pramuka. Hal yang perlu direncanakan dengan matang antara lain
program kegiatan, pelatih, sarana dan biaya, dan target yang jelas. Wujud dari
perencanaan yang matang adalah tersusunnya program dan jadwal latihan, anggaran
biaya yang jelas, dan surat keputusan pembagian tugas pelatih ekstrakurikuler.
Untuk menghasilkan perencanaan yang
bagus, perlu diawali dengan brain strorming (curah pendapat) yang diikuti
seluruh personil sekolah dan pihak yang terkait, yaitu kepala sekolah, guru,
perwakilan siswa sebagai calon anggota, pembina gugus,
pelatih, kwartir ranting atau cabang gerakan pramuka sebagai
calon pelatih, dan perwakilan komite sekolah. Dengan adanya curah pendapat
tersebut dapat tersusun program ideal yang sesuai dengan kondisi sekolah SDN Kedungori 1.
Menurut penulis jadwal latihan
sangat tepat dilaksananakan setiap Jun’at Sore karena madrasah libur, semua
guru dilibatkan menjadi pembina dan ada koordinator pembina, siswa
dikelompokkan sesuai dengan tingkatannya untuk kelas 5 dan 6 masuk di regu
penggalang dan kelas 1 sampai 4 masuk di barung siaga. Anggaran dalokasikan
untuk kegiatan latihan, honor pembinaan, kelengkapan sarana dan prasarana,
serta untuk kegiatan besar tahunan seperti Jambore dan Pesta Siaga. Anggaran
dialokasikan dari dana BOS dan sebagaian dari Sumbangan Sukarela orang tua murid,
kalangan alumnus, pengusaha, dan tokoh masyarakat setempat.
Dengan kecermatan perencanaan
maka tidak akan terjadi melaksanakan latihan tanpa jadwal dan hanya menjelang
lomba, menunjuk pelatih asal-asalan, kegiatan yang tidak terencana dan
kesulitan pembiayaan.
b. Efektif dalam Kegiatan (Actuating)
Kegiatan eksrakurikuler pramuka di sekolah harus dapat dilaksanakan dengan
efektif. Oleh karena itu pengelolaan pelatihan dan pembelajaran berpedoman pada
Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Materi juga
mengacu pada kegiatan skup besar seperti Jambore dan Pesta Siaga. Strategi yang
digunakan dalam kegiatan latihan menantang, menarik, dan menumbuhkan minat
siswa untuk giat berlatih. Dengan demikian dapat membawa hasil bagi siswa, guru
pelatih, sekolah, dan masyarakat.
Hasil yang diperoleh siswa adalah
diperolehnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif. Semua hasil yang
diperoleh tersebut dapat digunakan siswa sebagai bekal menghadapi masa depan
dan mengatasi kendala kehidupan. Mereka menjadi anak yang
disiplin, tanggung jawab, gigih berusaha, sehingga sukses belajar. Siswa
mendapat nilai tambah jika memiliki kejuaraan dari lomba pramuka, yang dapat
digunakan untuk bekal melanjutkan pendidikan.
Bagi sekolah,
ekstrakurikuler pramuka yang berhasil dapat meningkatkan akreditasi sekolah,
guru pelatih memiliki bukti fisik sebagai pelatih pramuka dan dapat
diperhitangkan untuk penilaian angka kredit, dan hasil bagi masyarakat adalah
orang tua merasa mendapat pelayanan prima dari sekolah.
c. Rasional dalam Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka harus dilaksanakan
berdasar pikiran dan pertimbangan yang logis,
yang ditunjukkan dengan visi dan misi yang jelas. Visi kegiatan ekstrakurikuler
pramuka hendaknya: (1) mengacu kepada landasan filosofis bangsa yaitu
Pancasila dan UUD 1945 dan landasan lain bersifat baku
dan telah menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia (2) mengacu
visi umum pendidikan yaitu dengan rumusan: “Terwujudnya
Insan Kamil”, (3) memiliki indikator pengembangan prestasi , (4) berkepribadian, nasionalisme, budaya-nasional/Indonesia (5)
mengikuti perkembangan era global dan IPTEK, (6) dilandasi oleh
keimanan dan ketaqwaan, (7) sesuai konteks daerah, sekolah, visi yayasan, dan menggambarkan harapan masa datang.
Sedangkan misi kegiatan ekstrakurikuler adalah
menggambarkan usaha untuk mwncapai visi. Misi mengacu
kepada indikator, bersifat operasional dan dapat
diukur. Contoh rumusan misi: Mewujudkan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka yang inovatif, Mewujudkan
pembiayaan ekstrakurikuler pramuka yang memadai, wajar dan adil.
Dengan memiliki visi dan misi yang disusun secara
rasional maka kegiatan pramuka dapat memiliki arah dan tujuan yang jelas.
Dukumen rasional tersebut selanjutnya perlu dimasukkan dalam kurikulum sekolah,
karena ekatrakurikuler adalah bagian integral dari proses pendidikan.
d. Didaktis dalam Pelatihan (Actuating)
Hal ini
dimaksudkan bahwa ekstrakurikuler pramuka mengandung proses pembelajaran.
Pembelajaran pramuka penggalang mengarah ke
10 pilar dasa dharma, yaitu (1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) cinta
alam dan kasih sayang sesama manusia, (3) Patriot yang sopan dan kesatria, (4)
patuh dan suka bermusyawarah, (5) rela menolong dan tabah, (6) Rajin,terampil
dan gembira, (7) Hemat,cermat dan bersahaja, (8) Disiplin, berani dan setia,
(9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya, dan (10) Suci dalam pikiran,
perkataan dan perbuatan.
Sedangkan
pembelajaran pramuka siaga mengarah pada 2 pilar dwi dharma, yaitu (1) Siaga
itu patuh pada ayah dan ibundanya, dan (2) Siaga itu berani dan tidak putus asa. Baik dasa
dharma dan dwi dharma merupakan kode kehormatan pramuka, sebagai ketentuan
moral untuk membina kemandirian, akhlak mulia, serta menjadi landasan penggerak
tujuan pendidikan kepramukaan.
Kegiatan
pramuka yang mengarah ke pilar di atas akan menghasilkan generasi muda yang
memiliki karakter sesuai dengan tujuan kegiatan pramuka. Karakter yang dimaksud bertanggung jawab, kerjasama, berani karena benar,
suka memberi pertolongan pada orang lain, peduli dan sebagainya.
e. Atraktif dalam Pengelolaan (Organizing)
Mengelola ekstrakurikuler pramuka dengan atraktif
berati kegiatan pramuka dilakukan dengan penuh tantangan yang mengakomodir
kebutuhan anggota pramuka sebagai generasi
penerus bangsa. Kegiatan pramuka yang atraktif dapat dilakukan dengan
strategi belajar sambil melakukan, sistem beregu, kegiatan yang
menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan rohani dan jasmani anggota muda, kegiatan di alam terbuka, kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan, dan sistem tanda kecakapan.
Jadi, sungguh menjadi sangat tidak atraktif jika
kegiatan pramuka dilakukan hanya sekedar teori dengan ceramah di kelas,
berkemah di gedung dengan pesan makan katering. Pengelolaan
kegiatan pramuka yang kurang menantang, tidak variatif, dan hanya spontanitas
akan menyebabkan anak merasa bosan. Kalau minat berlatih anak kurang ini
berarti program kegiatan ekstra kurikuler pramuka di sekolah akan gagal pula.
f.
Sukses setelah Diadakan
Pengawasan (Controlliing)
Kegiatan dikatakan
sukses bila dilaksanakan tanpa hambatan. Ini
adalah hasil akhir dari semua pelaksanaan manajemen yang cermat, efektif,
rasional, didaktis, dan atraktif. Aspek yang
paling penting keberhasilan suatu program dari pelaksanaan program ini. Diperoleh gambaran
tentang hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan ekstrakurikuler pramuka dapat tercapai atau tidak, akan
tercermin dalam diri anak yang
mendapat pelayanan optimal ketika melakukan
kegiatan.
Evaluasi
dan supervisi merupakan kegiatan urgen dalam menentukan suksesnya kegiatan
ekstrakurikuler pramuka. Pada aspek kotroling ini membutuhkan peranserta secara
aktif baik dari kepala sekolah selaku manager kegiatan, komite sekolah selaku
mitra sekolah, dan masyarakat yang merasakan dampak langsung dari program
ekstrakurikuler ini. Kegiatan pengawasan disusun secara periodik sesuai sekedul
dan kebutuhan.
Bentuk
pengawasan program ekstrakurikuler pramuka meliputi buku administrasi, sarana
prasarana, pelaksanaan kegiatan, dan hasil yang diperoleh setelah melakukan
kegiatan. Kriteria keberhasilan program ini antara lain terbentuknya karakter
yang kuat pada setiap anggota pramuka, menunjang kegiatan akademik di dalam kelas,
tumbuhnya minat dan bakat, dan berprestasi.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pengelolaan Ekstrakurikuler Pramuka di SDN Kedungori 1
dilaksanakan dengan manajemen cerdas yaitu cermat, efektif, rasional, didaktif,
atraktif, efektif, dan sukses.
a. Hal yang perlu direncanakan dengan cermat antara lain program kegiatan, pelatih, sarana dan
biaya, dan target yang jelas.
b. Kegiatan eksrakurikuler pramuka di sekolah harus dapat dilaksanakan dengan
efektif, yaitu dapat membawa hasil bagi siswa, guru pelatih, sekolah, dan
masyarakat,.
c. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka harus dilaksanakan
berdasar pikiran dan pertimbangan yg logis, yang ditunjukkan dengan visi dan
misi yang jelas.
d. Ekstrakurikuler pramuka mengandung proses pembelajaran.
e.
Mengelola
ekstrakurikuler pramuka dengan atraktif berati kegiatan pramuka dilakukan
dengan penuh tantangan yang mengakomodir kebutuhan anggota pramuka sebagai generasi penerus bangsa.
f.
Kegiatan
dikatakan sukses bila dilaksanakan
tanpa hambatan setelah melalui pengawasan, evaluasi, dan
supervisi..
2. Rekomendasi
Lakukan pengelolaan
ekstrakurikuler Pramuka di sekolah
saudara dengan baik dan secara cerdas (cermat, efektif, rasional,
didaktif, atraktif, dan sukses). Kerahkan semua potensi yang dimiliki sekolah untuk
mengelola program ini. Selamat Mencoba!
DAFTAR PUSTAKA
Bateman & Snell (2002). Management
Completing in The New Era. New York : The McGraw-Hill
Depdiknas (2003) Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta : C.V. Eka Jaya
Dinn Wahyudin, dkk. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka
Nana Sudjana, dkk. 2006. Standar Mutu Pengawas. Jakarta:
Depdiknas
Prihatin, Eka. (2011). Manajemen
Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Sanjaya,Wina.2008. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta :
kencana
Silalahi.
2005. Perencanaan Manejemen Pendidikan. Jakarta: UI Press
Sri
Nanti.2005..Inovasi manajemen Ekstrakurikuler Pramuka. https://dayatfarras.wordpress.com/2012/06/06/inovasi-manajemen-kegiatan-ekstrakurikuler-2/
♥ ♠ ♦ ♣ LEGENDAQQ.NET ♥ ♠ ♦ ♣
BalasHapusKami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari Legendaqq.Net. :) 1 ID Untuk 8 Games :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
- Bandar 66
Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami LegendaQQ.Net. info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan LegendaQQ.Net :
- Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
- Kartu Anda Akan Lebih Bagus
- Bonus TurnOver Atau Cashback Di Bagikan Setiap 5 Hari
- Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
- Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
- Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
- Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
- Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
- LegendaQQ.Net Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
- Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At LegendaQQ.Net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : 2AE190C9
- Facebook : Legendaqq
Link Alternatif :
- www.legendaqq(dot)net
- www.legendaqq(dot)org
- www.legendapelangi(dot)com
NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www dan spasi ya boss ^_^