Senin, 20 Juli 2015

PTK ISOLATOR DAN KONDUKTOR KELAS 6



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Salah peranan yang amat urgen dalam peningkatan mutu pendidikan adalah ditentukan melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan kegiatan timbal balik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, serta anatara siswa dan lingkungan. Semakin berkualitas proses pembelajaran maka kualitas mutu pendidikan semakin baik.
Proses pembelajaran yang baik menurut Undang-Undang No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 merupakan kegiatan yang bermakna, menantang, menarik, efektif, dan menyenangkan. Guru sebagai agen pembelajaran mempunyai peranan penting untuk menciptakan sussana pembelajaran yang nyaman bagi siswa. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar pembelajaran, guru mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru juga mengemban tugas yang berat untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yg diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan bangsa (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998: 3). Tujuan pendidikan nasional ini sangat luas dan bersifat umum sehingga perlu dijabarkan dalam Tujuan Institusional yang disesuaikan dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian dijabarkan lagi menjadi tujuan kurikuler yang merupakan tujuan kurikulum sekolah yang diperinci menurut bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran (Purwanto, 1988 :2). Tujuan instruksional dijabarkan menjadi Tujuan Pembelajaran Umum dan kemudian dijabarkan lagi menjadi Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar, khususnya siswa kelas VI SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet Kabupaten Demak  masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran IPA dibandingkan dengan nilai beberapa mata pelajaran lainnya, mata pelajaran IPA peringkat nilainya menempati urutan paling bawah dari enam mata pelajaran yang diujikan secara tertulis, bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep IPA tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPA.
Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran.
Sedangkan penggunaan metode eksperimen  diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian in memilih judul “ Penerapan Metode Eksperimen Untuk Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pada Materi Membandingkan Benda Konduktor dan Isolator Panas Siswa Kelas VI SDN Kedungori 1 Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B.   Rumusan Masalah         
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPA siswa Kelas VI Semester 1 SDN Kedungori 1 pada Materi Membandingkan Benda Konduktor dan Isolator Panas dengan diterapkannya metode eksperimen?
  2. Bagaimanakah pengaruh metode eksperimen terhadap motivasi belajar siswa Kelas VI Semester 1 SDN Kedungori 1 pada Materi Membandingkan Benda Konduktor dan Isolator Panas?



C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode eksperimen.
  2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode eksperimen.

D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
  1. Bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA dengan metode eksperimen.
  2. Bagi guru dapat memberikan tambahan pengayaan cara mengajar dengan bantuan metode demonstrasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapi dengan baik.
  3. Bagi lembaga dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu alternative cara pembelajaran IPA pada siswa dengan pemanfaatan metode pengajaran dalam mencapai tujuan intruksional.

E.     Batasan Masalah
  1. Konsep IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada Materi Pokok Konduktor dan Isolator Panas.
  2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
  3. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas VI SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet  Kabupaten Demak tahun pelajaran 2013/2014.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120).
Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
B. Hakikat IPA
IPA didefiniksan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA.
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2002: 7) adalah sebagai berikut:
  1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
  2. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
  3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat.
  4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurn dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya.
Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangkan menemukan suatu kebernaran.
  1. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA, dimana konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan  metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).

C.  Proses Belajar Mengajar IPA
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 200: 5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingka laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. (dalam Usman, 2000: 5).
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegangn peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000: 4).
Sedangkan menurut buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam, proses belajar mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program tindak lanjut (dalam Suryabrata, 1997: 18).
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPA.



D. Prestasi Belajar IPA
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapt diartikan bahwa prestasi belajar IPA adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar IPA.
E. Metode Eksperimen
Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengertahuan, maka segala sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mamapu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cra berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimaen siswa menemukan bukti keberanaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
  2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
  3. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsetrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
  4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memeproleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
  5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakina manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut:
  1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus mehami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
  2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
-          Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalma percobaan.
-          Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variable-variabel yang harus dikontrol dengan ketat.
-          Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
-          Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
-          Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya.
  1. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
  2. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan tes atau sekedar Tanya jawab.
Teknik eksperimen kerap kali digunkan karena memiliki keunggulan ialah:
  1. Dengan eksperimen siswa berlatih menggunanakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percayha apdda sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum ia membuktikan kebenarannya.
  2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana itu sangat dikehendaki oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, di mana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
  3. Siswa dalam melaksanakan proses sendiri kebenaran sesuatu teori, sehigga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal.

F.  Motivasi Belajar
1.   Pengertian Motivasi
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seserang atau organisme yang menyebabkan kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
  1. Macam-macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.    Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).
 Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994: 105) ada beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.
2)      Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
3)      Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah.
4)      Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya.
5)      Meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
b.   Motivasi Ekstrinsik
            Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya (Usman, 2000: 29).
            Sedangkan menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
            Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain:
1)      Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
2)      Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa tujuan yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
3)      Tujaun yang jelas: motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu perbuatan.
4)      Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
5)      Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
6)      Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari laur, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.

G. Gaya Belajar
Kalangan pendidik telah menyadari bahwa peserta didik memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya. Biasanya, mereka ini menyukai penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru. Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Perserta didik visual ini berbeda dengan peserta didik auditori, yang biasanya tidak sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru, dan membuat catatan. Mereka menggurulkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajaran, mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau kebisingan. Peserta didik kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan. Mereka cenderung impulsive, semau gue, dan kurang sabaran. Selama pelajaran, mereka mungkin saja gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu. Cara mereka belajar boleh jadi tampak sembarangan dan tida karuan.
Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memiliki satu jenis cara belajar. Grinder (1991) menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 diantaranya rata-rata dapat belajar dengan efektif selama gurunya mengahadirkan kegaitan belajar yang berkombinasi antara visual, auditori dan kinestik. Namun, 8 siswa siswanya sedemikan menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua lainnya. Sehingga mereka mesti berupaya keras untuk memahami pelajaran bila tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan ara yang mereka sukai. Guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat mulitsensori dan penuh dengan variasi.










BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi social eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1.   Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.   Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.
3.   Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VI SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi pokok Konduktor dan Isolator Panas.

B.   Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam  melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,      2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart  (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.




 












Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
  1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
  2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran  model eksperimen .
  3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
  4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
            Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1.   Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2.   Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3.   Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4.   Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPA pada materi pokok Konduktor dan Isolator Panas Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 30 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisi butir soal adalah sebagai berikut:
a.       Validitas Tes
Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:     
 (Suharsimi Arikunto, 2001: 72)
Dengan:    rxy         : Koefisien korelasi product moment
N         : Jumlah peserta tes
ΣY       : Jumlah skor total
ΣX       : Jumlah skor butir soal
ΣX2      : Jumlah kuadrat skor butir soal
ΣXY    : Jumlah hasil kali skor butir soal
b.       Reliabilitas
Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:
 (Suharsimi Arikunto, 20001: 93)
Dengan:    r11        : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r1/21/2    : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.
c.       Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf kesukaran adalah:
     (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
Dengan:    P          : Indeks kesukaran
B         : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar
Js         : Jumlah seluruh siswa peserta tes
       Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
-          Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar
-          Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang
-          Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah
d.      Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:
               (Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA  : Jumlah peserta kelompok atas
JB  : Jumlah peserta kelompok bawah
  Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
  Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal sebagai berikut:
-          Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek
-          Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup
-          Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik
-          Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar dengan metode eksperimen, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

E.   Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
  1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan            :      = Nilai rata-rata
                           Σ X   = Jumlah semua nilai siswa
                                       Σ N   = Jumlah siswa
2.   Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal (Kurikulum SDN Kedungori, 2013), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
     
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan belajar dengan metode eksperimen dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
            Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
            Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan belajar dengan metode eksperimen.

A.     Analisis Item Butir Soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:
  1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan 30 soal diperoleh 10 soal tidak valid dan 20 soal valid. Hasil dari validits soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
                 Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid
Soal Tidak Valid
2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30
1, 5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24,

  1. Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 596. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 36) dengan r (95%) = 0,413. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.
  1. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 30 soal yang diuji terdapat:
-          15 soal mudah
-          10 soal sedang
-            5 soal sukar
  1. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek sebanyak 10 soal, berkriteria cukup 25 soal, berkriteria baik 15 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

B.   Analisis Data Penelitian Persiklus
1.   Siklus I
a.    Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.    Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2013 di Kelas VIdengan jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:    

                 Table 4.2. Distribusi Nilai Tes Pada Siklus I
No. Urut
Skor
Keterangan
No. Urut
Skor
Keterangan
T
TT
T
TT
1
50

19
40

2
50

20
70

3
60

21
80

4
60

22
70

5
40

23
70

6
80

24
40

7
70

25
50

8
60

26
60

9
70

27
70

10
50

28
50

11
60

29
80

12
80

30
40

13
70

31
70

14
70

32
40

15
70

33
100

16
50

34
70

17
90

35
50

18
90

36
80

Jumlah
1220
9
9
Jumlah
1130
11
7
Jumlah Skor 2350
Jumlah Skor Maksimal Ideal  3600
Rata-Rata Skor Tercapai 65,28

Keterangan:          T                                                          : Tuntas
TT                                                        : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas                    : 20
Jumlah siswa yang belum tuntas         : 16
Klasikal                                               : Belum tuntas        
                   
 Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus I
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
65,28
20
55,56

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode eksperimen diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65,28 dan ketuntasan belajar mencapai 55,56% atau ada 20 siswa  dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 55,56% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode eksperimen.
2.   Siklus II
a.    Tahap perencanaan
Pada tahap inipeneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.   Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2003 di Kelas VI dengan jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
               Table 4.4. Distribusi Nilai Tes Pada Siklus II
No. Urut
Skor
Keterangan
No. Urut
Skor
Keterangan
T
TT
T
TT
1
60

19
60

2
50

20
70

3
70

21
90

4
60

22
70

5
50

23
70

6
80

24
50

7
70

25
50

8
80

26
60

9
70

27
70

10
50

28
80

11
60

29
80

12
80

30
50

13
70

31
70

14
70

32
50

15
70

33
100

16
50

34
70

17
90

35
70

18
90

36
80

Jumlah
1220
12
6
Jumlah
1290
14
4
Jumlah Skor 2510
Jumlah Skor Maksimal Ideal  3600
Rata-Rata Skor Tercapai 69,72


Keterangan:          T                                                          : Tuntas
TT                                                        : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas                    : 26
Jumlah siswa yang belum tuntas         : 10
Klasikal                                               : Belum tuntas                 
     
             Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus II
No
Uraian
Hasil Siklus II
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
69,72
26
72,22

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,72 dan ketuntasan belajar mencapai 72,22% atau ada 26 siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan metode eksperimen.
3.   Siklus III
a.    Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.    Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2013 di Kelas VI dengan jumlah siswa 46 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut.  





Table 4.6. Distribusi Nilai Tes Pada Siklus III            
No. Urut
Skor
Keterangan
No. Urut
Skor
Keterangan
T
TT
T
TT
1
60

19
80

2
60

20
100

3
90

21
80

4
80

22
90

5
80

23
90

6
100

24
70

7
90

25
90

8
80

26
100

9
100

27
90

10
80

28
80

11
80

29
100

12
90

30
80

13
90

31
90

14
100

32
60

15
90

33
100

16
80

34
90

17
100

35
80

18
100

36
100

Jumlah
1540
16
2
Jumlah
1560
16
2
Jumlah Skor 3100
Jumlah Skor Maksimal Ideal  3600
Rata-Rata Skor Tercapai 86,11
  
Keterangan:     T                                                          : Tuntas
TT                                                        : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas                    : 33
Jumlah siswa yang belum tuntas         : 3
Klasikal                                               : Tuntas     

                    Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus III
No
Uraian
Hasil Siklus III
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
86,11
33
91,67

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 86,11 dan dari 36 siswa yang telah tuntas sebanyak 33 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 91,67% (termasuk kategori tuntas).  Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaeruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan belajar dengan metode eksperimen sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
c.    Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan Penerapan metode eksperimen. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1)      Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2)      Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3)      Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4)      Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d.   Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan belajar dengan metode eksperimen dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan
1.   Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode eksperimen memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 55,56%, 72,22%, dan 91,67%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2.   Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3.   Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA pada Materi Konduktor dan Isolator Panas dengan metode eksperimen yang paling dominan adalah mengamati, memperhatikan mencoba, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah belajar dengan metode eksperimen dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan        
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.   Pembelajaran dengan metode eksperimen memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (55,56%), siklus II (72,22%), siklus III (91,67%).
  1. Penerapan metode eksperimen mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa hasil wawancara yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengn metode eksperimen sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

B.   Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai berikut:
  1. Untuk melaksanakan belajar dengan metode eksperimen memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode eksperimen dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
  2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang sederhana,  dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
  3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SDN Kedungori 1. Tahun Pelajaran 2013/2014.
  4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

     






DAFTAR PUSTAKA


Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.

Hamalik, Oemar. 1994. Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin University Press.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Saliwangi, B. 1988. Pengantar Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.












  

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MEMBANDINGKAN BENDA KONDUKTOR DAN ISOLATOR PADA SISWA

KELAS VI SDN KEDUNGORI 1 UPTD DIKPORA

KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK

TAHUN 2013/2014



PENELITIAN TINDAKAN KELAS


OLEH
KARTONO, S.Pd
NIP: 19710627 199903 1 007




SDN KEDUNGORI 1

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN


Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil penelitian yang dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan SDN Kedungori 1 hasil karya dari:
Nama               : KARTONO, S.Pd
NIP                 : 19710627 199903 1 007
Unit Kerja       : SDN Kedungori 1
Judul               :  Penerapan Metode Eksperimen Untuk Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pada Materi Membandingkan Benda Konduktor dan Isolator Pada Siswa Kelas VI SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun 2013/2014

Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan mendapatkan Penetapan Angka Kredit Kenaikan Pangkat dalam jabatan fungsional guru.


                                                                          Kepala SDN Kedungori 1

           

                                                                               SUPRIYANTO, S.Pd
                                                                         NIP:  19710627 199903 1 007

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN


Karya Ilmiah ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi penetapan angka kredit kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Karya ilmiah ini bisa dipublikasikan, telah disetujui dan disahkan untuk didokumentasikan di perpustakaan SDN Kedungori 1.
           
Pada Hari        : ……………………
            Tanggal           : ……………………

 Pustakawan                                                                  Kepala
 SDN Kedungori 1                                                        SDN Kedungori 1
 UPTD Dikpora Kec. Dempet                                       UPTD Dikpora Kec. Dempet                 
   


ELVIRA INDAH ARYANI, S.Pd                            SUPRIYANTO, S.Pd                                                                                              NIP. 19710627 199903 1 007.




KATA PENGANTAR
            Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah dengan judul “Penerapkan Metode Eksperimen Untuk Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas VI Semester I SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet kabupaten Demak Tahun 2013/2014 Materi Pokok Konduktor dan Isolator Panas”, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat.
            Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:
1.      Yth. Pengawas TK/SD Dabin 1
2.      Yth. Kepala SDN Kedungori 1
3.      Yth. Rekan-rekan Guru SDN Kedungori 1
4.      Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.                                                                           
                                                                                                Penulis

ABSTRAK
Kartono, S.Pd, NIP.197106271999031007, 2013. Penerapan Metode Eksperimen untuk Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas VI SDN kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Tahun 2013/2014.


Kata kunci: ilmu pengetahuan alam, metode eksperimen

Penggunaan metode eksperimen diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitas belajar mengajar tidak terjadi kejenuhn, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPA dengan diterapkannya metode eksperimen? (b) Bagaimanakah pengaruh metode demostrasi terhadap motivasi belajar siswa?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode eksperimen. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode eksperimen.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VI SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (55,56%), siklus II (72,22%), siklus III (91,67%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode eksperimen dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar Siswa SDN Kedungori 1 Kec. Dempet Kab.Demak, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.



DAFTAR ISI


Halaman
Halaman Judul .................................................................................................          i       
Halaman Pengesahan .............................................................................................. ii
Kata Pengantar ....................................................................................................... iv
Abstrak .................................................................................................................... v
Daftar Isi ................................................................................................................ vi
BAB ..... I       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang  Masalah ........................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C.     Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D.    Manfaat Penelitian  ................................................................... 5
E.     Batasan Masalah ....................................................................... 5
BAB      II       KAJIAN PUSTAKA
A.    Definisi Pembelajaran  .............................................................. 7
B.     Hakekat IPA.............................................................................. 8
C.     Proses Belajar Mengajar IPA..................................................... 9
D.    Prestasi Belajar IPA................................................................. 11
E.     Metode Eksperimen................................................................. 12
F.      Motivasi Belajar  ..................................................................... 15
G.    Gaya Belajar ............................................................................ 19
BAB     III      METODOLOGI PENELITIAN
A.    Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian .................................. 22
B.     Rancangan Penelitian  ............................................................. 22
C.     Instrumen Penelitian  .........................................................       25
D.    Metode Pengumpulan Data .................................................... 29
E.     Teknik Analisis Data   ............................................................. 29
BAB     IV      HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Analisis Item Butir Soal  ......................................................... 31
B.     Analisis Data Penelitian Persiklus  .......................................... 33
C.     Pembahasan ............................................................................. 41
BAB     V      PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................. 43
B.     Saran ....................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45



















RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS  1

Sekolah                         :   SDN Kedungori 1
Mata Pelajaran            :   Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 
Kelas/Semester            :   VI / 1
Materi Pokok               :   Konduktor Dan Isolator Panas
Waktu                          :   2 x 45 menit (1 x pertemuan )
Metode                         :   Eksperimen

A.    Standar Kompetensi       :
5. Memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda

B.     Kompetensi Dasar
5.1 Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda

C.    Tujuan Pembelajaran**:
o   Siswa dapat  Memahami peta konsep tentang benda
o   Siswa dapat  Memahami sifat-sifat benda yang berhubungan dengan panas yang diterima benda tersebut.
o   Siswa dapat  Membedakan sifat benda konduktor dan isolator panas
o   Siswa dapat  Menjawab soal pada lembar kegiatan
o   Siswa dapat  Memahami peta konsep tentang benda
o   Siswa dapat  Menyebutkan beberapa benda yang tergolong konduktor
o   Siswa dapat  Menyebutkan beberapa benda yang tergolong isolator

& Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)

D.    Materi Essensial
Benda konduktor dan isolator panas.

E.     Media Belajar
o   Buku  SAINS SD Relevan Kelas VI
o   Lilin, korek api, lidi, kawat, sendok logam, sendok plastik, pensil, ranting
      kayu, benda-benda lain.


F.     Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1

  1. Pendahuluan
Apersepsi  dan Motivasi :
o   Menyampaikan Tujuan Pembelajaran**:  dan kompetensi yang diharapkan

(5 menit)
  1. Kegiatan Inti
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Menyajikan peta konsep tentang benda
F Menanyakan sifat-sifat benda yang berhubungan dengan panas yang diterima benda tersebut.
F Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F Menyuruh siswa membaca buku paket, mengerjakan soal-soal yang ada..
& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F Tanya jawab sifat benda konduktor dan isolator panas
F Melakukan kegiatan sekilas.
F Menjawab soal pada lembar kegiatan
F memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
& Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan

(50 menit)
  1. Penutup
o   Memberikan kesimpulan bahwa konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan panas dan isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan panas

(5 menit)
  1. Pekerjaan Rumah
o  


G.    Penilaian:
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
o  Membedakan arti konduktor dan isolator.

o  Melakukan percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai konduktor dan isolator panas

o  Menggolongkan benda yang bersifat sebagai konduktor atau isolator panas.

Tugas Individu

Tugas Kelompok


Laporan


Uraian Objektif



o  Bedakan arti konduktor dan isolator.

o  Jelaskanlah percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai konduktor dan isolator panas

o  Golongkan benda yang bersifat sebagai konduktor atau isolator panas.


FORMAT KRITERIA PENILAIAN      
&  Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1


&  Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.



3.
Pengetahuan



Praktek



Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan

* aktif  Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif

* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1

4
2
1

4
2
1

&   LEMBAR PENILAIAN
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
Pengetahuan
Praktek
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.







   CATATAN :
@   Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.



                                                                                        Kedungori,  3 Oktober2013
         Mengetahui                                                                              
         Kepala Sekolah                                                    Guru Kelas VI



          SUPRIYANTO, S.Pd                                         KARTONO, S.Pd
NIP : 19621005 198304 1 001                             NIP : 19710627 199903 1 007


RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS  2

Sekolah                         :   SDN Kedungori 1
Mata Pelajaran            :   Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 
Kelas/Semester            :   VI / 1
Materi Pokok               :   Konduktor Dan Isolator Panas
Waktu                          :   2 x 45 menit (1 x pertemuan )
Metode                         :   Eksperimen

A. Standar Kompetensi        :
5. Memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda

B. Kompetensi Dasar
5.1 Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda

C. Tujuan Pembelajaran**:
o   Siswa dapat  Memahami peta konsep tentang benda
o   Siswa dapat  Memahami sifat-sifat benda yang berhubungan dengan panas yang diterima benda tersebut.
o   Siswa dapat  Membedakan sifat benda konduktor dan isolator panas
o   Siswa dapat  Menjawab soal pada lembar kegiatan
o   Siswa dapat  Memahami peta konsep tentang benda
o   Siswa dapat  Menyebutkan beberapa benda yang tergolong konduktor
o   Siswa dapat  Menyebutkan beberapa benda yang tergolong isolator

& Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)

D. Materi Essensial
Benda konduktor dan isolator panas.

E. Media Belajar
o   Buku  SAINS SD Relevan Kelas VI
o   Lilin, korek api, lidi, kawat, sendok logam, sendok plastik, pensil, ranting
      kayu, benda-benda lain.


F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1

1. Pendahuluan
Apersepsi  dan Motivasi :
o   Menyampaikan Tujuan Pembelajaran**:  dan kompetensi yang diharapkan

(5 menit)
2. Kegiatan Inti
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Menyajikan peta konsep tentang benda
F Menanyakan sifat-sifat benda yang berhubungan dengan panas yang diterima benda tersebut.
F Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di depan kelas.
& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F Tanya jawab sifat benda konduktor dan isolator panas
F Melakukan kegiatan
F Menjawab soal pada lembar kegiatan
F memfasilitasi peserta didik melalui eksperimen, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
& Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan

(50 menit)
3. Penutup
o   Memberikan kesimpulan bahwa konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan panas dan isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan panas

(5 menit)
4. Pekerjaan Rumah
o  


G. Penilaian:
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
o  Membedakan arti konduktor dan isolator.

o  Melakukan percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai konduktor dan isolator panas

o  Menggolongkan benda yang bersifat sebagai konduktor atau isolator panas.

Tugas Individu

Tugas Kelompok


Laporan


Uraian Objektif



o  Bedakan arti konduktor dan isolator.

o  Jelaskanlah percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai konduktor dan isolator panas

o  Golongkan benda yang bersifat sebagai konduktor atau isolator panas.


FORMAT KRITERIA PENILAIAN      
&  Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1


&  Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.



3.
Pengetahuan



Praktek



Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan

* aktif  Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif

* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1

4
2
1

4
2
1

&   LEMBAR PENILAIAN
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
Pengetahuan
Praktek
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.







   CATATAN :
@   Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.



                                                                                        Kedungori,  10 Oktober2013
         Mengetahui                                                                              
         Kepala Sekolah                                                    Guru Kelas VI



          SUPRIYANTO, S.Pd                                         KARTONO, S.Pd
NIP : 19621005 198304 1 001                             NIP : 19710627 199903 1 007


RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS  3

Sekolah                         :   SDN Kedungori 1
Mata Pelajaran            :   Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 
Kelas/Semester            :   VI / 1
Materi Pokok               :   Konduktor Dan Isolator Panas
Waktu                          :   2 x 45 menit (1 x pertemuan )
Metode                         :   Eksperimen

A. Standar Kompetensi        :
5. Memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda

B. Kompetensi Dasar
5.1 Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda

C. Tujuan Pembelajaran**:
o   Siswa dapat  Memahami peta konsep tentang benda
o   Siswa dapat  Memahami sifat-sifat benda yang berhubungan dengan panas yang diterima benda tersebut.
o   Siswa dapat  Membedakan sifat benda konduktor dan isolator panas
o   Siswa dapat  Menjawab soal pada lembar kegiatan
o   Siswa dapat  Memahami peta konsep tentang benda
o   Siswa dapat  Menyebutkan beberapa benda yang tergolong konduktor
o   Siswa dapat  Menyebutkan beberapa benda yang tergolong isolator

& Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)

D. Materi Essensial
Benda konduktor dan isolator panas.

E. Media Belajar
o   Buku  SAINS SD Relevan Kelas VI
o   Lilin, korek api, lidi, kawat, sendok logam, sendok plastik, pensil, ranting
      kayu, benda-benda lain.


F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1

1. Pendahuluan
Apersepsi  dan Motivasi :
o   Menyampaikan Tujuan Pembelajaran**:  dan kompetensi yang diharapkan

(5 menit)
2. Kegiatan Inti
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Menanyakan peta konsep tentang benda
F Tanya jawab sifat-sifat benda yang berhubungan dengan panas yang diterima benda tersebut.
F Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di depan kelas dan di halaman sekitar kelas..
& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F Tanya jawab sifat benda konduktor dan isolator panas
F Melakukan pengamatan melalui kegiatan diskusi kelas.
F Menjawab soal pada lembar kegiatan
F memfasilitasi peserta didik melalui eksperimen, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
& Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan

(50 menit)
3. Penutup
o   Memberikan kesimpulan bahwa konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan panas dan isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan panas

(5 menit)
4. Pekerjaan Rumah
o  


G. Penilaian:
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
o  Membedakan arti konduktor dan isolator.

o  Melakukan percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai konduktor dan isolator panas

o  Menggolongkan benda yang bersifat sebagai konduktor atau isolator panas.

Tugas Individu

Tugas Kelompok


Laporan


Uraian Objektif



o  Bedakan arti konduktor dan isolator.

o  Jelaskanlah percobaan untuk menyelidiki benda yang bersifat sebagai konduktor dan isolator panas

o  Golongkan benda yang bersifat sebagai konduktor atau isolator panas.


FORMAT KRITERIA PENILAIAN      
&  Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1


&  Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.



3.
Pengetahuan



Praktek



Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan

* aktif  Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif

* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1

4
2
1

4
2
1

&   LEMBAR PENILAIAN
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
Pengetahuan
Praktek
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.







   CATATAN :
@   Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.



                                                                                        Kedungori,  17 Oktober2013
         Mengetahui                                                                              
         Kepala Sekolah                                                    Guru Kelas VI



          SUPRIYANTO, S.Pd                                         KARTONO, S.Pd
NIP : 19621005 198304 1 001                             NIP : 19710627 199903 1 007


DATA SISWA KELAS VI SDN KEDUNGORI 1
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NO
NAMA
JENIS KELAMIN
URUT
INDUK
1
389
MUHAMMAD FIKRI SETYA BUDI
L
2
392
MUHAMMAD YUSUF
L
3
401
SARTIKO MULYO
L
4
402
SRI RAHAYU
P
5
407
VIVI AULIA AGUSTIN
P
6
410
AHMAD NUR ROZIKIN
L
7
411
AYU KHARISMA YANI
P
8
412
AYU SORAYA
P
9
413
BAGUS PRAKOSO
L
10
414
BAITUL ILMI
L
11
415
DADANG NURHASIM
L
12
416
DELLA CHURUN SYAHARA
P
13
417
DIVA ADITIA PUTRA
L
14
418
DIAH YAYUK PRATIWI
P
15
419
DINDA AYUNITA SARI
P
16
420
DIYANA NOFITASARI
P
17
421
DWI PRANOTO
L
18
422
FAJAR SATRIA AGUSTI
L
19
423
FARIDATUL ULFA
P
20
424
HASNA LAILATUL FARIDAH
P
21
425
KOMARI
L
22
426
KURNIAWATI DEWI MUBAROH
P
23
428
LINDHA NURUL SHOFIANA
P
24
429
MUHAJIRUL KHOIRUL ANWAR
L
25
430
MUHAMMAD NASRULLAH
L
26
431
NURUL AINI
P
27
432
POPPY INDRIYANING RISTI
P
28
433
RIFKI RIDYASMARA
L
29
434
RISA PUJI UTAMI
P
30
435
RISMA DIAH EVI PUSPITASARI
P
31
438
SEPIA HARTININGSIH
P
32
439
SHINTA NOOR PUTRI
P
33
440
SINTA NOVITA
P
34
442
TATIK INDAH KURNIA
P
35
443
USMAH ABDUL AZIS
L
36
588
ERIKA AYU GEOVANI
P

INSTRUMEN SOAL KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d!
  1. Benda disebut konduktor panas jika . . . .
a. terbuat dari logam
b. panas bila terbakar 
c. dapat menyekat panas
d. dapat menghantarkan panas
  1. Benda berikut ini yang merupakan konduktor panas adalah . . . .
a. papan
b. kain
c. kayu
d. seng
  1. Berikut ini yang merupakan bahan penghantar panas yang baik adalah ....
a. aluminium
b. kuningan
c. seng
d. baja
  1. Ebonit dipakai untuk melapisi tangkai sendok sayur. Dalam hal ini Ebonit berfungsi sebagai . . . .
a. konduktor
b. isolator
c. konduksi
d. radiasi
  1. Bahan berikut  yang bukan merupakan isolator panas adalah . .. .
a. wol
b. bulu hewan
c. kayu
d. logam

  1. Logam bersifat konduktor panas banyak digunakan untuk membuat . . . .
a. sendok
b. panci
c. termos
d. piring
  1. Benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan baik disebut ....
a. isolator panas
b. konduktor panas
c. distributor panas
d. radiator panas
  1. Gagang setrika dibuat dari bahan ....
a. kayu
b. kaca
c. tembaga
d. aluminium
  1. Benda berikut ini yang paling cepat panas ketika terkena sinar matahari adalah . . .
a. tembok
b. pohon
c. tiang listrik
d. tanah
  1. Perhatikan gambar  ini!, ruang hampa udara ditunjukan oleh nomor . . . .
a.1      b. 2      c. 3      d. 4

11. Pernyataan yang benar tentang panas ialah ….
a.    dapat berpindah
b.    energi yang akan hilang
c.    tidak dapat berpindah
d.    energi yang tidak dapat diterima  oleh logam
12.  Perpindahan panas dari satu benda  ke benda lain disebut ….
a.    hantaran
b.    aliran
c.    pancaran
d.    radiasi
13.  Konduktor panas adalah benda-benda  yang ….
a.    tidak dapat menghantarkan panas
b.    dapat menghantarkan panas
c.    tetap dingin jika terkena panas
d.    mengeluarkan cahaya jika terkena  panas
14.  Benda berikut ini yang bukan konduktor  panas adalah ….
a.    wajan
b.    panci
c.    sendok aluminium
d.    gelas plastik
15.  Pengertian dari isolator panas yang  tepat adalah ….
a.    benda-benda yang dapat menghantarkan panas
b.    benda-benda yang tidak dapat  menghantarkan panas
c.    benda-benda yang dapat melepaskan panas
d.    benda-benda yang tidak dapat menerima panas
16.  Benda berikut ini yang termasuk  isolator panas adalah ….
a.    pisau
b.    kunci
c.    penggaris plastik
d.    gunting aluminium
17. Termos memanfaaatkan sifat benda  berupa ….
a.    isolator panas
b.    konduktor panas
c.    konduksi panas
d.    isolasi panas
18.  Fungsi lapisan kaca pada termos ialah ….
a.    menyerap panas
b.    mengalirkan panas
c.    menghasilkan panas
d.    memantulkan panas
19.  Alasan paling tepat mengapa  besi digunakan sebagai bahan setrika  adalah ….
a.    besi mengkilap
b.    besi mudah dibentuk
c.    besi dapat menghantarkan panas
d.    besi bersifat keras
20.  Pegangan setrika terbuat dari plastik  agar ….
a.    terlihat indah
b.    mudah dipegang
c.    tangan kita tidak kepanasan saat  menyetrika
d.    bagian bawah setrika menjadi panas




















OBSERVASI ACTION RESEARCH
Nama guru model    :
Nama sekolah          :
Tahun Pelajaran/ sem               :
Pokok bahasan        :
Sub pokok Bahasan :
Hari/ tanggal             :
Siklus / pertemuan ke              :
No
Aspek yang dilihat
Ya
Tidak
Keterangan
A
Guru




Pendahuluan
a.Membuka pelajaran
b. Menberikan apersepsi




Inti
a.        Menyebutkan judul pembelajaran
b.        Menyebutkan tujuan pembelajaran
c.        Materi sesuai yang diajarkan
d.        Memberikan kesempatan untuk bertanya
e.        Menjadi fasilitator kepada siswa
f.         Meminta siswa untuk meberikan pendapat
g.        Menberikan tanggapan atas pendapat siswa
h.        Menbagikan LKS kepada siswa
i.         Membimbing siswa saat proses KBM
j.         Berkeliling kelas saat memantau pekerjaan kelompok/ individu




Penutup
a.        Membimbing siswa dalam merangkum
b.        Memberikan tugas rumah
c.        Menutup pelajaran



B
Siswa




a.        Siap mengikuti pembelajaran
b.        Termotivasi dalam mengukuti pembelajaran
c.        Aktif dalam mengikuti pelajaran
d.        Mengajukan pertanyaan
e.        Merespon jawaban guru.
f.         Siswa berpartisipasi aktif dalam mengikuti pelajaran
g.        Siswa bisa belajar berkelompok
h.        Siswa mandiri dalam mengerjakan  tugasnya
i.         Bisa belajar antar siswa.













FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT
DALAM PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

Kepada
Tim Penilai Angka Kredit
di Demak

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :
Nama                             :   NURHANDAYANI ZUBAIDAH, S.Pd
NIP                                : 19670622 198910 2 001
Tempat mengajar           :   SD Negeri Kedungori 1
Alamat Sekolah             :   SD Negeri Kedungori 1
Telepon                         :   -

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan Pembelajaran atas nama :
Nama                             :   KARTONO, S.Pd
NIP                               :   19710627 199903 1 007
Mengajar Kelas             :   VI
Tempat mengajar           :   SD Negeri SD Negeri Kedungori 1
Alamat Sekolah             :   SD Negeri Kedungori 1
Telepon                         :   -
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui
Kepala Sekolah



SUPRIYANTO, S.Pd
NIP. 19621005 198304 1 001

Dempet, 3  Oktober 2013
Teman sejawat



NURHANDAYANI Z, S.Pd
NIP. 19670627 198910 2 001
SURAT PERNYATAAN


Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama                                   :   KARTONO, S.Pd
NIP                                          :           19710627 199903 1 007
Mengajar Kelas                    :   VI
Tempat mengajar                  : SD Negeri SD Negeri Kedungori
Menyatakan bahwa
Nama                                   :   NURHANDAYANI ZUBAIDAH, S.Pd
NIP                                      :   19670622 198910 2 001
Mengajar Kelas                    :   IA
Tempat mengajar                 :   SD Negeri Kedungori 1

Adalah teman sejawat yang akan mmbantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang digunakan untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan P.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya

Mengetahui
Kepala Sekolah




SUPRIYANTO, S.Pd
NIP. 19621005 198304 1 001

Dempet, 3  Oktober 2013
Teman sejawat




NURHANDAYANI Z, S.Pd
NIP. 19670622 198910 2 001


LAMPIRAN-LAMPIRAN


  1. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
  2. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
  3. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus 3
  4. Data Siswa kelas VI SDN Kedungori 1 Tahun Pelajaran 2013/2014
  5. Instrumen Soal Formatif
  6. Observasi Action Research
  7. Kesedian Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan Pembelajaran
  8. Surat Pernyataan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar