LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN SEKOLAH
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 MELALUI PENDAMPINGAN DI SDN KEDUNGORI 1 UPTD DIKPORA
KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK TAHUN 2015
OLEH
KARTONO,
S.Pd
(NIM. 942014034)
UPTD DIKPORA KECAMATAN DEMPET
KABUPATEN DEMAK
2015
HALAMAN
PENGESAHAN
Yang
bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Laporan Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS) yang berjudul :
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 MELALUI PENDAMPINGAN
DI SDN KEDUNGORI 1 UPTD DIKPORA KECAMATAN DEMPET TAHUN 2015
Disusun
oleh :
KARTONO, S.Pd
(NIM. 942014034)
Telah
diperiksa dan diteliti oleh Kepala Sekolah SDN Kedungori 1 untuk dapat
dipublikasikan sebagai Pengembangan kepfrofesian Berkelanjutan (PKB) serta
dapat dipergunakan sebagai syarat penilaian angka kredit guru yang bersangkutan
atau untuk keperluan lainnya.
Kedungori,
20 Mei 2015
Kepala
SDN Kedungori 1
SUPRIYANTO,
S.Pd
(NIM. 942014034)
HALAMAN PERSETUJUAN
UNTUK DIDOKUMENTASIKAN DI PERPUSTAKAAN
Karya Ilmiah ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi penetapan
angka kredit kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru melalui
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Karya ilmiah ini bisa
dipublikasikan, telah disetujui dan disahkan untuk didokumentasikan di
perpustakaan SDN Kedungori 1.
Pada Hari : ……………………
Tanggal : ……………………
Pustakawan
Kepala
SDN Kedungori 1
SDN Kedungori 1
UPTD Dikpora Kec. Dempet UPTD Dikpora Kec.
Dempet
ELVIRA INDAH ARYANI, S.Pd SUPRIYANTO, S.Pd NIP. 19710627 199903 1 007.
ABSTRAK
Kartono, 2015. Peningkatan Kompetensi
Guru dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Melalui
Pendampingan di SD Negeri Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet Kabupaten
Demak.
Sekalipun guru SD Negeri Kedungori 1 telah mengikuti pelatihan Kurikulum
2013 namun masih banyak mengalami kesulitan menyusun RPP Kurikulum 2013 sesuai
Peremedikbud 103 tahun 2014. Hasil monitoring dan evaluasi kepala sekolah menunjukkan
bahwa hanya 10% dari semua guru 10 orang
yang bisa menyusun RPP terbaru tersebut..
Salah satu faktor penyebab adalah kurang sosialisasi pelatihan Kurikulum 2013 kepada teman
sejawat. Padahal SD Negeri Kedungori 1 merupakan salah satu SD Piloting
Kurikulum 2013 di kabupaten Demak.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh :
(1) kesibukan guru, (2) kurang
adanya pendampingan dan (3) kurang sosialisasi.
Terkait dengan permasalahan di atas, perlu adanya bantuan
penanganan yang memadai. Dalam hal ini
upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan
pendampingan, yang bertujuan pada
peningkatan kompetensi guru melalui siklus yang sistematis. Analisa data yang dilaksanakan
menggunakan analisa diskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan dengan tahapan
siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) langkah meliputi :
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian ini, 10 guru
dari sekolah yang menjadi subyek
penelitian, semuanya menunjukkan peningkatan kompetensia sesuai
dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Saran yang diajukan adalah
: (1) perlu diintensifkan peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP melalui kegiatan pendampingan atau sejenisnya (2) untuk
meningkatkan kompetensi guru, sekolah, perlu adanya wahana semacam IHT,
agar mereka dapat saling bertukar pengalaman melalui dialog akademis.
Kata kunci : Kompetensi guru, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, pendampingan
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Laporan
Penelitian Tindakan Sekolah ini
disusun dalam rangka memenuhi angka kredit
guru melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB.
Keberhasilan
peningkatan mutu pendidikan, khususnya kualitas pengelolaan kelas sangat
ditentukan oleh penguasaan kompetensi secara memadai oleh guru. Untuk
meningkatkan kompetensi guru antara lain dapat ditempuh melalui peningkatan
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .
Untuk
itulah, maka melalui penelitian di sekolah,
peneliti membuat karya ilmiah
Penelitian Tindakan Sekolah pada saat semester
2 bersamaan dengan tugas kuliah Studi S2 di UKSW Salatiga.
Untuk melaksanakan kegiatan “Penelitian Tindakan Sekolah”, maka pada
pelaksanaannya peneliti
berkolaborasi dengan teman sejawat guru.
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam
penyelenggaraan kegiatan ini. dimungkinkan terdapat sejumlah kekuarangannya,
semoga saja laporan penelitian Tindakan Sekolah ini mendapatkan perhatian dan
saran yang konstruktif dari berbagai pihak yang berkompeten.
Demak,
20 Mei 2015
Peneliti
KARTONO, S.Pd
NIP. 19710627 199903 1 007
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………… i
Lembar Pengesahan……………………………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………. iii
Halaman Persetujuan untuk
Didokumentasikan di Perpustakaan………………… iv
Abstrak.......…………………………………………………………………… v
Kata Pengantar…………………………………………………………………… vi
Daftar Lampiran…………………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN.……………………………………………………….. 1
- Latar Belakang…………………………………………………………… 1
- Identifikasi Masalah……………………………………………………… 5
- Pembatasan Masalah……………………………………………………… 6
- Rumusan Masalah………………………………………………………… 6
- Pemechan Masalah………………………………………………………… 6
- Tujuan Penelitian………………………………………………………….. 7
- Manfaat Penelitian…………….…………………………………………… 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
………………………………………………… 10
A. Pengertian Guru..………………………………………………………… 12
B. Standar Kompetensi Guru………………………………………………… 12
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……………………………………… 14
D. Pendampingan…………….………………………………........................ 18
BAB III METODE PENELITIAN…………………..…………………………… 20
A. Setting Penelitian………………………………………………………… 20
B. Persiapan Penelitian Tindakan Sekolah.………………………………… 21
C. Subjek Penelitian…………………………………………………..……… 21
D. Sumber data………………………………………………………............ 21
E. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data………………………………. ........ 21
F. Prosedur Penelitian…..………………………………………………… 23
G. Rencana Pelaksanaan…………………………………………………… 26
H. Indikator Pencapaian Hasil……………………………………………… 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN………………………… 29
A. Deskripsi Hasil Penelitian………………………………………………… 29
B. Pembahasan ……………… ……………………………………………… 32
BAB V Simpulan Dan Saran
A. Simpulan ………………………………………………………………… 37
B. Saran……………………………………………………………………… 38
Daftar Pustaka……………………………………………………………………… 39
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan investasi dalam
pengembangan sumber daya manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar
bagi masyarakat yang ingin maju. Komponen-komponen sistem pendidikan yang
mencakup sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga kependidikan guru dan nonguru .
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan, ”komponen-komponen sistem pendidikan yang bersifat sumber daya
manusia dapat digolongkan menjadi tenaga pendidik dan pengelola satuan
pendidikan ( penilik, pengawas, peneliti dan pengembang pendidikan ).” Tenaga
gurulah yang mendapatkan perhatian lebih banyak di antara komponen-komponen
sistem pendidikan. Besarnya perhatian terhadap guru antara lain dapat dilihat
dari banyaknya kebijakan khusus seperti kenaikan tunjangan fungsional guru dan
sertifikasi guru.
Usaha-usaha
untuk mempersiapkan guru menjadi profesional telah banyak dilakukan.
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua guru memiliki kinerja yang baik dalam
melaksanakan tugasnya. “Hal itu ditunjukkan dengan kenyataan (1) guru sering
mengeluh kurikulum yang berubah-ubah, (2) guru sering mengeluhkan kurikulum
yang syarat dengan beban, (3) seringnya siswa mengeluh dengan cara mengajar
guru yang kurang menarik, (4) masih belum dapat dijaminnya kualitas pendidikan
sebagai mana mestinya” (Imron, 2000:5).
Berdasarkan kenyataan
begitu berat dan kompleksnya tugas serta peran guru tersebut, perlu diadakan
supervisi atau pembinaan terhadap guru secara terus menerus untuk meningkatkan
kinerjanya. Kinerja guru perlu ditingkatkan agar usaha membimbing siswa untuk
belajar dapat berkembang.
”Proses pengembangan
kinerja guru terbentuk dan terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di tempat
mereka bekerja. Selain itu kinerja guru dipengaruhi oleh hasil pembinaan dan
supervisi kepala sekolah” (Pidarta, 1992:3). Pada pelaksanaan Kurikulum 2013 menuntut kemampuan
baru pada guru untuk dapat mengelola proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Tingkat produktivitas sekolah dalam
memberikan pelayanan-pelayanan secara efisien kepada pengguna ( peserta didik,
masyarakat ) akan sangat tergantung pada kualitas gurunya yang terlibat
langsung dalam proses pembelajaran dan
keefektifan mereka dalam melaksanakan tanggung jawab individual dan
kelompok.
Direktorat
Pembinaan PendidikanDasar (2008:3) menyatakan ”kualitas pendidikan sangat
ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses pembelajaran, dan
lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas, mempunyai
andil dalam menentukan kualitas pendidikan konsekuensinya, adalah guru harus
mempersiapkan (merencanakan ) segala sesuatu agar proses pembelajaran di kelas
berjalan dengan efektif”.
Hal ini berarti bahwa guru sebagai
fasilitator yang mengelola proses pembelajaran di kelas mempunyai andil dalam
menentukan kualitas pendidikan. Konsekuensinya adalah guru harus mempersiapkan
( merencanakan) segala sesuatu agar proses pembelajaran di kelas berjalan
dengan efektif.
Perencanaan pembelajaran merupakan langkah
yang sangat penting sebelum pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan yang matang
diperlukan supaya pelaksanaan pembelajaran
berjalan secara efektif. Perencanaan pembelajaran dituangkan ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah lain seperti
desain pembelajaran, skenario pembelajaran. RPP memuat KI, KD, indikator yang
akan dicapai, materi yang akan dipelajari,
langkah pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar serta
penilaian.
Guru harus mampu berperan sebagai desainer
(perencana), implementor (pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan
pembelajaran. Guru merupakan faktor yang paling dominan karena di tangan
gurulah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Kualitas mengajar guru secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran pada
umumnya. Seorang guru dikatakan profesional apabila (1) serius melaksanakan tugas profesinya, (2)
bangga dengan tugas
profesinya, ( 3) selalu menjaga dan berupaya meningkatkan kompetensinya,
(4) bekerja dengan sungguh tanpa
harus diawasi, (5)
menjaga nama baik
profesinya, (6) bersyukur atas imbalan yang diperoleh dari profesinya.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang 8 Standar Nasional Pendidikan
menyatakan standar proses merupakan salah satu SNP untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah yang mencakup: 1) Perencanaan proses
pembelajaran, 2) Pelaksanaan proses pembelajaran, 3) Penilaian hasil
pembelajaran, 4) dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Silabus dan RPP
dikembangkan oleh guru pada satuan
pendidikan . Guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Silabus dan RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Masalah yang terjadi di
lapangan masih ditemukan adanya guru (baik di sekolah negeri maupun swasta)
yang tidak bisa memperlihatkan RPP yang
dibuat dengan alasan ketinggalan di rumah dan bagi guru yang sudah membuat RPP masih ditemukan adanya guru yang
belum melengkapi komponen tujuan pembelajaran dan penilaian (soal, skor dan
kunci jawaban), serta langkah-langkah kegiatan pembelajarannya masih dangkal. Soal, skor, dan kunci jawaban merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Pada komponen
penilaian ( penskoran dan kunci jawaban) sebagian besar guru tidak
lengkap membuatnya dengan alasan sudah tahu dan ada di kepala. Sedangkan pada komponen tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran,
dan sumber belajar sebagian besar guru sudah
membuatnya. Masalah yang lain yaitu sebagian besar guru khususnya di
sekolah swasta belum mendapatkan pelatihan pengembangan RPP. Selama ini
guru-guru yang mengajar di sekolah swasta sedikit/jarang mendapatkan kesempatan
untuk mengikuti berbagai Diklat Peningkatan Profesionalisme Guru dibandingkan
sekolah negeri. Hal ini menyebabkan banyak guru yang belum tahu dan memahami
penyusunan/pembuatan RPP secara baik/lengkap. Beberapa guru mengadopsi RPP
orang lain. Hal ini peneliti ketahui
pada saat mengadakan supervisi akademik
(supervisi kunjungan kelas) ke sekolah binaan. Permasalahan tersebut
berpengaruh besar terhadap pelaksanaan proses pembelajaran.
Dengan keadaan
demikian, peneliti sebagai pembina sekolah
berusaha untuk memberi pendampingan pada guru dalam menyusun RPP Kurikulum
secara lengkap sesuai dengan tuntutan Permendikbud 103 tahun 2014 dan standar
penilaian Permendikbud 104 tahun 2014 yang merupakan bagian dari standar
nasional pendidikan. Hal itu juga sesuai dengan harapan peneliti sebagai calon
kepala sekolah bersamaan dengan kegiatan On the Job Learning (OJL) sekolah berdasarkan tugas dari LPPKS seorang calon
kepala sekolah harus melakukan rencana tindak kepemimpinan untuk membina guru.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran harus dibuat agar kegiatan pembelajaran berjalan
sistematis dan mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, biasanya pembelajaran menjadi
tidak terarah. Oleh karena itu, guru harus mampu menyusun RPP dengan lengkap
berdasarkan silabus yang disusunnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sangat
penting bagi seorang guru karena
merupakan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Guru
banyak yang belum paham dan termotivasi dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013 dengan lengkap.
2. Sebagian besar guru belum
mendapatkan pelatihan pengembangan Kurikulum 2013.
3. Ada guru yang tidak bisa
memperlihatkan RPP Kurikulum 2013 yang dibuatnya dengan berbagai alasan.
4. RPP Kurikulum 2013 yang
dibuat guru komponennya belum lengkap/ tajam khususnya pada komponen langkah-langkah
pembelajaran dan penilaian.
5. Guru banyak yang mengadopsi
RPP Kurikulum 2013 dari orang lain.
C. Pembatasan
Masalah
Dari lima
masalah yang diidentifikasikan di atas, masalahnya dibatasi menjadi:
1. Guru
belum paham dalam menyusun RPP Kurikulum 2013.
2. RPP Kurikulum 2013 yang dibuat guru belum
lengkap.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,
identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut.
Apakah dengan
bimbingan berkelanjutan akan
dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP ?
E.
Pemecahan Masalah/Tindakan
1. Peneliti mencoba untuk mengambil tindakan
dengan memberi penjelasan dan pendampingan
serta arahan kepada guru tentang pentingnya seorang guru membuat
RPP secara lengkap. Dengan pendampingan diharapkan guru termotivasi dalam
menyusun RPP dengan lengkap dan dapat digunakan sebagai acuan atau panduan
dalam mengajar, agar KI dan KD yang terdapat dalam standar isi dapat tersampaikan semua karena sudah ada
dalam RPP yang dibuat oleh guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada siklus
pertama.
2. Peneliti mencoba
untuk melihat proses peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP melalui instrument proses yang telah
dirancang yaitu berupa lembar
observasi/pengamatan komponen RPP Kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No
103 tahun 2013 yang memuat sembilan komponen yaitu: 1) identitas mata
pelajaran, 2) kompetensi inti, 3) kompetensi dasar, 4) indikator pencapaian
kompetensi, 5) materi ajar, 6) alokasi waktu, 7) kegiatan pembelajaran, 8) sumber belajar dan
9) penilaian hasil belajar ( soal, skor dan kunci jawaban ), untuk melihat
apakah guru sudah membuat RPP dengan lengkap. Hal itu nanti akan dibuktikan
dengan melihat RPP yang dibuat oleh guru. Terjadi peningkatan
atau tidak pada siklus ke-2.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran melalui pendampingan di sekolah binaan (Kabupaten Demak.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS) ini diharapkan dapat memberikan manfaat
1. Manfaat bagi peneliti
a.
Meningkatkan kemampuan profesionalisme peneliti untuk melakukan
penelitian tindakan sekolah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di sekolah
binaan peneliti.
b.
Meningkatkan kemampuan peneliti
dalam menyusun serta menulis
laporan dan artikel ilmiah.
c.
Sebagai motivasi bagi peneliti
dalam membuat karya
tulis ilmiah.
d.
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti sebagai syarat untuk kenaikan golongan ke- IV a.
e.
Dengan adanya pengalaman menulis, dapat memberikan bimbingan kepada
teman-teman guru yang akan menulis.
f.
Hasil penelitian ini digunakan peneliti sebagai evaluasi terhadap guru
dalam menyusun RPP yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan kajian kepada guru
di sekolah sedabin..
2.
Manfaat bagi sekolah
a. Akan berdampak adanya peningkatan
administrasi guru pada KBM yang lebih lengkap.
b.
Dapat meningkatkan kualitas pendidikan
karena Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar sudah tersampaikan.
3.
Manfaat
bagi guru
a. Dapat
meningkatkan kompetensi dalam membuat RPP dengan lengkap serta menciptakan kesadaran guru tentang
tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan tugasnya.
b. Sebagai panduan dan arahan dalam
mengajar sehingga apa yang diinginkan
dalam standar isi dapat tersampaikan.
4. Manfaat bagi siswa
a. Adanya kesiapan belajar, keseriusan , keingintahuan, dan
semangaat belajar tinggi terhadap pelajaran.
b. Siswa lebih percaya diri
dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga
tercapai target kompetensinya.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Guru
Secara
etimologi ( asal usul kata), istilah ”Guru” berasal dari bahasa India yang artinya ”
orang yang mengajarkan
tentang kelepasan dari
sengsara” Shambuan, Republika, (
dalam Suparlan 2005:11).
Kemudian
Rabindranath Tagore (dalam Suparlan 2005:11) menggunakan istilah Shanti Niketan
atau rumah damai untuk tempat para guru mengamalkan tugas mulianya membangun
spiritualitas anak-anak bangsa di India ( spiritual intelligence).
Pengertian guru kemudian
menjadi semakin luas, tidak hanya terbatas dalam kegiatan keilmuan yang
bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan kecerdasan
intelektual (intellectual intelligence), tetapi juga menyangkut kecerdasan
kinestetik jasmaniah (bodily
kinesthetic), seperti guru tari, guru olah raga, guru senam dan guru musik.
Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait
dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual
dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.
Poerwadarminta ( dalam Suparlan
2005:13) menyatakan, “guru adalah orang
yang kerjanya mengajar.” Dengan definisi ini, guru disamakan dengan pengajar.
Pengertian guru ini hanya menyebutkan satu sisi yaitu sebagai pengajar, tidak
termasuk pengertian guru sebagai pendidik dan pelatih. Selanjutnya Zakiyah Daradjat (dalam Suparlan 2005:13) menyatakan,” guru adalah pendidik
profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk
ikut mendidik anak-anak.”
UU Guru dan Dosen Republik Indonesia
No.14 Tahun 2005 ”Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah”.
Selanjutnya UU No.20 Tahun 2003 pasal 39
ayat 2 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan, ”pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pendampingandan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”
PP
No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan,
”pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”
Berdasarkan definisi di
atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik, dan bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran.
B. Standar Kompetensi Guru
1. Pengertian Standar Kompetensi Guru
Depdiknas
(2004:4) kompetensi diartikan, ”sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak” . “Secara
sederhana kompetensi diartikan seperangkat kemampuan yang meliputi pengetahuan,
sikap, nilai dan keterampilan yang harus dikuasai dan dimiliki seseorang dalam
rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab pekerjaan dan/atau
jabatan yang disandangnya” (Nana Sudjana 2009:1).
Nurhadi (2004:15)
menyatakan, “kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak”. Selanjutnya
menurut para ahli pendidikan McAshan (dalam Nurhadi 2004:16) menyatakan,
”kompetensi diartikan Sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang
dikuasai seseorang sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku koqnitif,
afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya.”
Kompetensi
diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Dalam Suparlan). Arti
lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai
dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.
Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan kompetensi adalah sebagai suatu kecakapan untuk
melakukan sesuatu pekerjaan berkat pengetahuan, keterampilan ataupun keahlian
yang dimiliki untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Undang-Undang Guru dan
Dosan No.14 Tahun 2005 Pasal 8 menyatakan, ” guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Dari rumusan di atas jelas disebutkan
pemilikan kompetensi oleh setiap guru merupakan syarat yang mutlak harus
dipenuhi oleh guru. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya.
Selanjutnya Pasal 10
menyebutkan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
yakni (1) kompetensi
pedagogik, (2) kompetensi
kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap profesional dalam
menjalankan fungsi sebagai guru.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan standar Kompetensi guru
adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dalam
bentuk penguasaan perangkat kemampuan
yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan bagi seorang tenaga
kependidikan sehingga layak disebut kompeten. Standar kompetensi guru dipilah
ke dalam tiga komponen yang kait- mengait, yakni:
1) pengelolaan pembelajaran,
2) pengembangan profesi,
dan 3) penguasaan akademik.
Komponen pertama terdiri atas empat kompetensi, komponen kedua memiliki satu
kompetensi, dan komponen ketiga memiliki dua kompetensi. Dengan demikian,
ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi
tujuh kompetensi dasar, yaitu: 1)
penyusunan rencana pembelajaran, 2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar, 3) penilaian
prestasi belajar peserta didik, 4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian
prestasi belajar peserta didik, 5)
pengembangan profesi, 6)
pemahaman wawasan kependidikan, dan
7) penguasaan bahan kajian akademik ( sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan).
Abdurrahman
Mas’ud (dalam Suparlan 2005:99) menyebutkan tiga kompetensi dasar yang harus
dimiliki guru, yakni:
(1) menguasai materi atau bahan
ajar, (2) antusiasme, dan ( 3)
penuh kasih sayang (loving) dalam mengajar dan mendidik.
2. Tujuan dan Manfaat Standar
Kompetensi Guru
Depdiknas (2004: 4) tujuan adanya Standar Kompetensi Guru adalah sebagai
jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang
bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina secara
efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap
proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya. Adapun
manfaat disusunnya standar kompetensi guru adalah sebagai acuan pelaksanaan uji
kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun acuan bagi pihak yang
berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan
bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga kependidikan.
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus
dan RPP. Silabus merupakan sebagian sub-sistem pembelajaran yang terdiri dari
atau yang satu sama yang lain saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan.
Hal penting yang berkaitan dengan pembelajaran adalah penjabaran tujuan yang
disusun berdasarkan indikator yang ditetapkan.
Philip Combs ( dalam Kurniawati,
2009:66 ) menyatakan bahwa perencanaan program pembelajaran merupakan
suatu penetapan yang memuat komponen-komponen pembelajaran secara sistematis.
Analisis sistematis merupakan proses perkembangan pendidikan yang akan mencapai
tujuan pendidikan agar lebih efektif dan efisien disusun secara logis,
rasional, sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah (masyarakat).
Perencanaan program pembelajaran adalah hasil pemikiran, berupa keputusan yang
akan dilaksanakan . Selanjutnya Oemar
Hakim (dalam Kurniawati 2009:74) menyatakan, ”bahwa perencanaan program pembelajaran pada
hakekatnya merupakan perencanaan program jangka pendek untuk memperkirakan
suatu proyeksi tentang sesuatu yang akan
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran”.
Permendiknas No. 103 tahun 2014 menyatakan, “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar dalam beberapa pertemuan yang mengacu pada standar isi, standar kelulusan dan telah dijabarkan dalam silabus.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pembelajaran adalah suatu
upaya menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sesuai
dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah.
Dalam Kurikulum 2013, guru bersama warga sekolah berupaya menyusun
kurikulum dan perencanaan program pembelajaran, meliputi: program
tahunan, program semester, silabus, dan rencana peleksanaan
pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar. RPP merupakan acuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran untuk setiap KD. Oleh karena itu, apa yang
tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu KD.
2.
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menurut Permendiknas No. 103 Tahun 2014, komponen RPP terdiri dari a).
identitas mata pelajaran,
(b) r kompetensi inti, (c) kompetensi dasar, (d) indikator pencapaian
kompetensi, (e) materi ajar, (f) alokasi waktu , (g) kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintific dan tematik integratif. (h) sumber belajar, (i) penilaian hasil belajar
meliputi: soal, skor dan kunci
jawaban.
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 19
(2005 pasal 20) menyatakan bahwa,
”RPP minimal memuat
sekurang-kurangnya lima komponen yang meliputi: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi ajar, (3)
metode pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.”
3. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP
Permendiknas No. 103 Tahun 2014 menyatakan dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) memperhatikan perbedaan individu peserta
didik, b) mendorong partisipasi aktif peserta didik, c) mengembangkan budaya membaca dan menulis,
d) memberikan umpan balik dan tindak lanjut, e) keterkaitan dan keterpaduan, f)
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP .
4. Langkah- langkah Menyusun RPP
Langkah-langkah menyusun
RPP adalah a)
mengisi kolom identitas,
b) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk
pertemuan yang telah ditetapkan, c) Menentukan SK, KD, dan indikator yang akan
digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun, d) Merumuskan indikator pencapaian berdasarkan KI, KD, e) mengidentifikasi
materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus,
materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran, f) merumuskan langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan
awal, inti dan akhir. g) menentukan alat/bahan/sumber belajar yang digunakan, i) menyusun
kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran dan kunci
jawaban
5. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun RPP
Dalam penyusunan RPP perlu
memperhatikan hal sebagai berikut: (a) RPP disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih, b) tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
yang harus di capai oleh peserta didik sesuai dengan kompetenrsi
dasar, c) tujuan pembelajaran dapat mencakupi sejumlah indikator, atau
satu tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting tujuan
pembelajaran harus mengacu pada pencapaian indikator, d) Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah
pembelajaran) dibuat setiap pertemuan, bila dalam satu RPP terdapat 3 kali
pertemuan, maka dalam RPP tersebut terdapat 3 langkah pembelajaran, e). Bila
terdapat lebih dari satu pertemuan untuk indikator yang sama, tidak perlu
dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap untuk setiap pertemuannya.
D. Pendampingan
Pengertian Pendampingan
Frank Parson. 1951 (dalam RM
Fatihah http://eko13.wordpress.com) menyatakan, “pendampingansebagai bantuan
yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan
memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.”
Chiskon 1959 (dalam RM Fatihah http://eko13.wordpress.com ) menyatakan, “pendampingan membantu individu untuk lebih mengenal berbagai informasi tentang dirinya sendiri.”
Berikutnya Bernard dan Fullmer 1969 (dalam RM Fatihah
http://eko13.wordpress.com ) menyatakan,
”bahwa b[endampingan dilakukan untuk meningkatkan perwujudan diri
individu.” Dapat dipahami bahwa pendampingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri
dengan lingkungannya. Menurut Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”pendampingan adalah
petunjuk penjelasan cara
mengerjakan sesuatu, tuntutan.”
Dari beberapa pengertian pendampingan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendampingan adalah pemberian bantuan
kepada individu secara berkelanjutan dan
sistematis yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus
untuk itu,dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya,
serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk
dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya
dan kesejahteraan masyarakat. Menurut Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendampingan berlangsung terus menerus, berkesinambungan.”
Berdasarkan pengertian pendampingan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pendampingan adalah
pemberian bantuan yang diberikan
seorang ahli kepada seseorang atau individu secara berkelanjutan berlangsung
secara terus menerus untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal
dan mendapat kemajuan dalam bekerja
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Setting Penelitian
Setting dalam
penelitian ini meliputi:
tempat penelitian, waktu
penelitian , jadwal penelitian, dan siklus PTS sebagai berikut :
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di sekolah sendiri berstatus negeri yaitu SDN Kedungori 1.
Pemilihan
sekolah tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kompetensi
guru dalam menyusun
rencana perlaksanaan pembelajaran (RPP) dengan lengkap.
2. Waktu Penelitian
PTS ini
dilaksanakan pada semester
dua tahun 2015
selama kurang lebih satu setengah bulan
mulai April sampai dengan Mei 2015.
3. Jadwal
Pelaksanaan Penelitian
Jadwal pelaksanaan penelitian
seperti pada tabel berikut.
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Membuat proposal
|
6 s.d. 7 April 2015
|
2.
|
Merevisi proposal
|
8 s.d. 9 April 2015
|
3.
|
Melaksanakan PTS
|
13 April s.d. 25 April 2015
|
4.
|
Membuat laporan PTS
|
27 April s.d.
9 Mei 2015
|
5.
|
Mempresentasikan hasil PTS
|
13 s.d.15 Mei 2015
|
4. Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan
Sekolah dilaksanakan melalui dua siklus
untuk melihat peningkatan
kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ).
B. Persiapan Penelitian Tindakan Sekolah
Sebelum PTS dilaksanakan,
dibuat berbagai input instrument yang
digunakan untuk mendapatkan data dan informasi.
C. Subjek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam PTS ini adalah guru SDN Kedungri 1.
D. Sumber Data
Sumber data dalam PTS ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah
dibuat guru.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah wawancara,
observasi, dan diskusi.
a. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang
pemahaman guru terhadap RPP Kurikulum 2013.
b. Observasi dipergunakan untuk
mengumpulkan data dan mengetahui
kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap.
c.
Diskusi dilakukan antara peneliti dengan guru.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam PTS ini sebagai
berikut.
a. Wawancara menggunakan panduan wawancara
untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki guru tentang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013.
b. Observasi menggunakan lembar
observasi untuk mengetahui komponen RPP Kurikulum 2013 yang telah dibuat dan yang belum dibuat oleh
guru .
c.
Diskusi dilakukan dengan maksud untuk sharing pendapat antara peneliti dengan guru.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School
Action Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara
peneliti dan guru, dalam
meningkatkan kemampuan guru agar
menjadi lebih baik dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran .
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang
terjadi dari siklus ke siklus. ”Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan
keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain)
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
(Nawawi, 1985:63). Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang
peneliti kumpulkan melalui komunikasi langsung atau wawancara, observasi/pengamatan, dan
diskusi yang berupa persentase atau angka-angka.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru
dalam menyusun RPP. Selanjutnya
peneliti memberikan alternatif atau
usaha guna meningkatkan kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam
Penelitian Tindakan Sekolah, menurut
Sudarsono, F.X, (1999:2) yakni:
1. Rencana :
Tindakan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP secara
lengkap. Solusinya yaitu dengan melakukan : a) wawancara dengan guru dengan
menyiapkan lembar wawancara, b) Diskusi dalam suasana yang menyenangkan dan c) memberikan pendampingan dalam
menyusun RPP Kurikulum 2013 secara lengkap.
2. Pelaksanaan: Apa
yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru dalam
menyusun RPP Kurikulum 2013yang lengkap yaitu dengan memberikan pendampingan
pada guru sekolah sendiri .
3. Observasi: Peneliti melakukan pengamatan terhadap
RPP Kurikulum 2013 yang telah dibuat untuk memotret seberapa jauh kemampuan guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 dengan lengkap, hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan
oleh guru dalam mencapai sasaran.
Selain
itu juga peneliti mencatat hal-hal yang terjadi dalam pertemuan
dan wawancara. Rekaman dari pertemuan dan
wawancara akan digunakan untuk analisis dan komentar kemudian.
4. Refleksi: Peneliti
mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang
telah dilakukan. Berdasarkan hasil dari refleksi ini, peneliti bersama guru melaksanakan
revisi atau perbaikan terhadap RPP Kurikulum 2013 yang telah disusun agar sesuai
dengan rencana awal yang mungkin saja masih bisa sesuai dengan yang peneliti
inginkan.
Prosedur penelitian adalah suatu
rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini
merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang
dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk. Prosedur ini mencakup tahap-tahap:
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah
siklus. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian yang bersiklus,
artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan
penelitian dapat tercapai.”
Alur PTS dapat dilihat pada Gambar berikut :
Gambar Alur Penelitian Tindakan Kelas
G. Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus
yaitu:
1. Siklus Pertama (Siklus I )
a).Peneliti
merencanakan tindakan pada siklus I (membuat
format/instrumen wawancara, penilaian RPP Kurikulum 2013, rekapitulasi
hasil penyusunan RPP Kurikulum 2013).
b). Peneliti memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan
kesulitan atau hambatan dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013.
b). Peneliti menjelaskan kepada guru tentang
pentingnya RPP Kurikulum 2013 dibuat secara lengkap.
c). Peneliti memberikan pendampingan dalam pengembangan RPP Kurikulum 2013.
d). Peneliti melakukan
observasi/pengamatan terhadap RPP Kurikulum 2013yang telah dibuat guru.
f). Peneliti melakukan revisi atau perbaikan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang lengkap.
e). Peneliti dan guru melakukan refleksi.
2. Siklus Kedua (Siklus II)
a). Peneiti
merencanakan tindakan pada siklus II yang mendasarkan pada revisi/perbaikan
pada siklus I, seperti menugasi guru menyusun RPP Kurikulum 2013yang kedua, mengumpulkan, dan melakukan pendampinganpenyusunan
RPP Kurikulum 2013.
b). Peneliti
melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada siklus II.
c). Peneliti
melakukan observasi terhadap RPP Kurikulum 2013 yang telah dibuat guru.
d). Peneliti melakukan
perbaikan atau revisi penyusunan RPP Kurikulum 2013.
d). Peneliti dan
guru melakukan refleksi.
H. Indikator Pencapaian Hasil
Peneliti mengharapkan secara
rinci indikator pencapaian hasil paling rendah 78 % guru membuat kesembilan komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut.
1. Komponen identitas mata pelajaran diharapkan
ketercapaiannya 100%.
2. Komponen kompetensi inti diharapkan ketercapaiannya 85%.
3.
Komponen kompetensi dasar diharapkan ketercapaiannya 85%.
4. Komponen indikator pencapaian kompetensi
diharapkan ketercapaiannya 75%.
5 Komponen materi pembelajaran diharapkan
kecercapaian 75%.
6.
Komponen alokasi waktu diharapkan ketercapaiannya 75%.
7. Komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran
diharapkan ketercapaiannya 70%.
8. Komponen sumber belajar diharapkan
ketercapaiannya 70%.
9. Komponen
penilaian diharapkan ketercapaiannya 75%.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Dari hasil wawancara terhadap
delapan orang guru, peneliti memperoleh
informasi bahwa semua guru (delapan orang) belum tahu kerangka
penyusunan RPP Kurikulum 2013 , hanya sekolah yang memiliki dokumen standar
proses (satu buah), hanya dua orang guru yang pernah mengikuti pelatihan
pengembangan RPP Kurikulum 2013 , umumnya guru mengadopsi dan mengadaptasi RPP Kurikulum 201 , kebanyakan guru tidak tahu dan tidak paham
menyusun RPP Kurikulum 2013 secara lengkap, mereka setuju bahwa guru harus
menggunakan RPP Kurikulum 2013dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat
dijadikan acuan/pedoman dalam proses pembelajaran. Selain itu, kebanyakan guru
belum tahu dengan komponen-komponen RPP Kurikulum 2013 secara lengkap.
Berdasarkan hasil observasi
peneliti terhadap delapan RPP Kurikulum 2013yang dibuat guru (khusus pada siklus I),
diperoleh informasi/data bahwa masih ada guru yang tidak melengkapi RPP-nya
dengan komponen dan sub-subkomponen RPP tertentu, misalnya komponen indikator
dan penilaian hasil belajar (pedoman penskoran dan kunci jawaban). Rumusan
kegiatan siswa pada komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran masih kurang
tajam, interaktif, inspiratif, menantang, dan sistematis.
Dilihat dari segi
kompetensi guru, terjadi peningkatan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dari siklus ke siklus . Hal itu dapat dilihat pada lampiran
Rekapitulasi Hasil Penyusunan RPP Kurikulum 2013dari Siklus ke Siklus (Lampiran 4).
Siklus I (Pertama)
Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi seperti berikut ini.
1. Perencanaan ( Planning )
a.
Membuat lembar wawancara
b.
Membuat format/instrumen penilaian RPP Kurikulum 2013
c.
Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan RPP Kurikulum 2013siklus I dan II
d.
Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan RPP Kurikulum 2013dari siklus ke siklus
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada saat awal siklus pertama indikator pencapaian
hasil dari setiap komponen RPP belum sesuai/tercapai seperti rencana/keinginan
peneliti. Hal itu dibuktikan dengan masih adanya komponen RPP yang belum dibuat oleh guru. Sembilan komponen RPP Kurikulum 2013 yakni: 1) identitas, 2) kompetensi inti, 3) kompetensi dasar, 4) indikator pencapaian
kompetensi, 5) materi ajar, 6) alokasi waktu, 7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
8 sumber belajar, 9) penilaiaan hasil belajar ( soal,
pedoman penskoran, dan kunci jawaban). Hasil observasi pada siklus kesatu dapat
dideskripsikan berikut ini:
Observasi
dilaksanakan Selasa, 13 April 2015, terhadap delapan orang guru. Semuanya
menyusun RPP Kurikulum 2013 , tapi
masih ada guru yang belum melengkapi RPP-nya baik dengan komponen maupun
sub-sub komponen RPP tertentu. Satu orang tidak melengkapi RPP-nya dengan
komponen indikator pencapaian kompetensi. Untuk komponen penilaian hasil belajar,
dapat dikemukakan sebagai berikut.
-
Satu orang tidak melengkapinya dengan teknik dan bentuk instrumen.
-
Satu orang tidak melengkapinya dengan teknik, bentuk instumen, soal,
pedoman penskoran, dan kunci jawaban.
-
Dua orang tidak melengkapinya dengan teknik, pedoman penskoran, dan kunci
jawaban.
-
Satu orang tidak melengkapinya dengan soal, pedoman penskoran, dan kunci
jawaban.
-
Satu orang tidak melengkapinya dengan pedoman penskoran dan kunci
jawaban.
Selanjutnya mereka dibimbing dan disarankan untuk melengkapinya.
Siklus II (Kedua)
Siklus kedua juga terdiri dari
empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil observasi pada siklus kedua
dapat dideskripsikan berikut ini:
Observasi dilaksanakan Selasa, 20 April 2015, terhadap delapan orang
guru. Semuanya menyusun RPP Kurikulum 2013 , tapi masih ada guru yang keliru dalam menentukan kegiatan siswa dalam
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan metode pembelajaran, serta tidak
memilah/ menguraikan materi pembelajaran dalam sub-sub materi. Untuk komponen penilaian
hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut.
-
Satu orang keliru dalam menentukan teknik dan bentuk instrumennya.
-
Satu orang keliru dalam menentukan bentuk instrumen berdasarkan teknik penilaian
yang dipilih.
-
Dua orang kurang jelas dalam menentukan pedoman penskoran.
-
Satu orang tidak menuliskan rumus perolehan nilai siswa.
Selanjutnya mereka dibimbing dan disarankan untuk
melengkapinya.
B. Pembahasan
Penelitian Tindakan Sekolah
dilaksanakan di SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak yang merupakan sekolah binaan peneliti berstatus swasta, terdiri atas
delapan guru, dan dilaksanakan dalam dua siklus. Kedelapan guru tersebut
menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 dengan lengkap. Hal ini peneliti ketahui dari
hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan pendampingan penyusunan RPP Kurikulum 2013.
Selanjutnya dilihat dari kompetensi guru dalam menyusun
RPP Kurikulum 2013, terjadi peningkatan dari siklus ke siklus.
1.
Komponen Identitas
Pada siklus pertama semua guru (delapan orang)
mencantumkan identitas dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan identitas).
Jika dipersentasekan, 84%. Lima orang guru mendapat skor 3 (baik) dan tiga orang
mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua kedelapan guru tersebut
mencantumkan identitas dalam RPP-nya. Semuanya mendapat skor 4 (sangat baik).
Jika dipersentasekan, 100%, terjadi peningkatan 16% dari siklus I.
2.
Komponen Kompetensi Inti
Pada siklus pertama semua guru (delapan orang)
mencantumkan kompetensi inti dalam RPP-nya
(melengkapi RPP-nya dengan standar kompetensi). Jika dipersentasekan, 81%.
Masing-masing satu orang guru mendapat skor 1, 2, dan 3 (kurang baik, cukup
baik, dan baik). Lima orang guru mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus
kedua kedelapan guru tersebut mencantumkan standar kompetensi dalam RPP-nya.
Dua orang mendapat skor 3 (baik) dan enam orang mendapat skor 4 (sangat
baik). Jika dipersentasekan, 94%,
terjadi peningkatan 13% dari siklus I.
3.
Komponen Kompetensi Dasar
Pada siklus pertama semua guru (delapan orang)
mencantumkan kompetensi dasar dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan
kompetensi dasar). Jika dipersentasekan, 81%. Satu orang guru masing-masing
mendapat skor 1, 2, dan 3 (kurang baik, cukup baik, dan baik). Lima orang guru
mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua kedelapan guru tersebut
mencantumkan kompetensi dasar dalam RPP-nya. Dua orang mendapat skor 3 (baik)
dan enam orang mendapat skor 4 (sangat baik).
Jika dipersentasekan, 94%, terjadi peningkatan 13% dari siklus I.
4.
Komponen Indikator Pencapaian Kompetensi
Pada siklus pertama tujuh orang guru mencantumkan
indikator pencapaian kompetensi dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan
indikator pencapaian kompetensi). Sedangkan satu orang tidak
mencantumkan/melengkapinya. Jika dipersentasekan, 56%. Dua orang guru
masing-masing mendapat skor 1 dan 2 (kurang baik dan cukup baik). Empat orang
guru mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua kedelapan guru tersebut
mencantumkan indikator pencapaian kompetensi dalam RPP-nya. Tujuh orang
mendapat skor 3 (baik) dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 78%, terjadi
peningkatan 22% dari siklus I.
6. Komponen Materi Ajar
Pada siklus pertama semua guru (delapan orang)
mencantumkan materi ajar dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan materi ajar).
Jika dipersentasekan, 66%. Satu orang guru masing-masing mendapat skor 1 dan 4
(kurang baik dan sangat baik), dua orang mendapat skor 2 (cukup baik), dan empat orang mendapat skor 3 (baik). Pada
siklus kedua kedelapan guru tersebut mencantumkan materi ajar dalam RPP-nya.
Enam orang mendapat skor 3 (baik) dan dua orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 81%, terjadi peningkatan
15% dari siklus I.
7. Komponen Alokasi Waktu
Pada siklus pertama semua guru (delapan orang)
mencantumkan alokasi waktu dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan alokasi
waktu). Semuanya mendapat skor 3 (baik). Jika dipersentasekan, 75%. Pada siklus
kedua kedelapan guru tersebut mencantumkan alokasi waktu dalam RPP-nya. Tiga
orang mendapat skor 3 (baik) dan lima orang mendapat skor 4 (sangat baik). Jika dipersentasekan, 91%, terjadi
peningkatan 16% dari siklus I.
8. Komponen Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pada siklus pertama semua guru (delapan orang)
mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam RPP-nya (melengkapi
RPP-nya dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran). Jika dipersentasekan,
53%. Tujuh orang guru mendapat skor 2 (cukup baik), sedangkan satu orang mendapat skor 3 (baik). Pada siklus kedua
kedelapan guru tersebut mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
dalam RPP-nya. Satu orang mendapat skor 2 (cukup baik) dan tujuh orang mendapat
skor 3 (baik). Jika dipersentasekan, 72%, terjadi peningkatan 19% dari siklus
I.
10. Komponen Sumber Belajar
Pada siklus pertama semua guru (delapan orang)
mencantumkan sumber belajar dalam RPP-nya (melengkapi RPP-nya dengan sumber
belajar). Jika dipersentasekan, 66%. Tiga orang guru mendapat skor 2 (cukup
baik), sedangkan lima orang mendapat
skor 3 (baik). Pada siklus kedua kedelapan guru tersebut mencantumkan sumber
belajar dalam RPP-nya. Dua orang mendapat skor 2 (cukup baik) dan enam orang
mendapat skor 3 (baik). Jika dipersentasekan, 69%, terjadi peningkatan 3% dari
siklus I.
11. Komponen Penilaian Hasil Belajar
Pada siklus pertama semua guru (delapan orang)
mencantumkan penilaian hasil belajar dalam RPP-nya meskipun sub-sub komponennya
(teknik, bentuk instrumen, soal), pedoman penskoran, dan kunci jawabannya
kurang lengkap. Jika dipersentasekan, 56%. Dua orang guru masing-masing
mendapat skor 1 dan 3 (kurang baik dan
baik), tiga orang mendapat skor 2 (cukup
baik), dan satu orang mendapat skor 4 (sangat baik). Pada siklus kedua
kedelapan guru tersebut mencantumkan penilaian hasil belajar dalam RPP-nya
meskipun ada guru yang masih keliru dalam menentukan teknik dan bentuk
penilaiannya. Tujuh orang mendapat skor 3 (baik) dan satu orang mendapat skor 4
(sangat baik). Jika dipersentasekan, 78%, terjadi peningkatan 22% dari siklus
I.
Berdasarkan pembahasan di atas terjadi peningkatan
kompetensi guru dalam menyusun RPP. Pada
siklus I nilai rata-rata komponen RPP Kurikulum 2013 69%, pada siklus II nilai rata-rata komponen RPP Kurikulum 2013 83%, terjadi
peningkatan 14%.
Untuk mengetahui lebih jelas peningkatan setiap komponen
RPP Kurikulum 2013, dapat dilihat pada lampiran Rekapitulasi Hasil Penyusunan RPP Kurikulum 2013 dari Siklus ke Siklus di SDN Kedungori 1 (Lampiran
4).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian
Tinadakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.
Pendampingan dapat meningkatkan motivasi guru dalam
menyusun RPP Kurikulum 2013 dengan lengkap. Guru menunjukkan keseriusan dalam
memahami dan menyusun RPP Kurikulum 2013 apalagi setelah mendapatkan bimbingan
pengembangan/penyusunan RPP dari peneliti. Informasi ini peneliti peroleh dari
hasil pengamatan pada saat mengadakan wawancara dan bimbingan
pengembangan/penyusunan RPP Kurikulum 2013kepada para guru.
2.
Pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru
dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 . Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan yang
memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan
kompetensi guru dalam menyusun
RPP Kurikulum 2013 dari siklus ke siklus . Pada siklus I nilai
rata-rata komponen RPP Kurikulum 201369% dan pada siklus II 83%. Jadi, terjadi
peningkatan 14% dari siklus I.
B. Saran
Telah terbukti bahwa dengan pendampingan
dapat meningkatkan motivasi dan
kompetensi guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013. Oleh karena itu,
peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Motivasi yang sudah
tertanam khususnya dalam penyusunan RPP Kurikulum 2013 hendaknya terus dipertahankan dan ditingkatkan/
dikembangkan .
2.
RPP Kurikulum 2013 yang disusun/dibuat hendaknya mengandung
komponen-komponen RPP secara lengkap dan baik karena RPP Kurikulum 2013 merupakan acuan/pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran.
3.
Dokumen
RPP Kurikulum 2013 hendaknya dibuat
minimal dua rangkap, satu untuk arsip sekolah dan satunya lagi untuk
pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiyah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan
Bintang.
Dewi, Kurniawati Eni . 2009. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra
Indonesia Dengan Pendekatan Tematis. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.
Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdiknas.
2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
2005. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a
tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.
2007. Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007b
tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas.
2008. Perangkat Pembelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran SMA.
Jakarta.
2008. Alat Penilaian
Kemampuan Guru. Jakarta: Depdiknas.
2009. Petunjuk
Teknis Pembuatan Laporan Penelitian
Tindakan Sekolah Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan
Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta.
Fatihah, RM . 2008. Pengertian konseling (Http://eko13.wordpress.com, diakses 19 Maret
2009).
Imron, Ali. 2000. Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.
Kemendiknas. 2015. Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta.
2015. Supervisi Akademik. Jakarta.
Nawawi, Hadari.
1985. Metode
Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Pidarta, Made .
1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana,
Nana. 2009. Standar Kompetensi Pengawas
Dimensi dan Indikator. Jakarta :
Binamitra Publishing.
Suharjono.
2003. Menyusun Usulan Penelitian.
Jakarta: Makalah Disajikan
pada
Kegiatan Pelatihan Tehnis Tenaga Fungsional Pengawas.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta:
Hikayat Publishing.
2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Mutu pendidikan amat
ditentukan oleh mutu gurunya Mendiknas, Bapak Abdul Malik Fadjar “ (Republika,
2003). Untuk membangun pendidikan yang bermutu, yang paling penting bukan
membangun gedung sekolah atau sarana dan prasarananya, melainkan harus dengan
upaya peningkatan proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan
mencerdaskan. Kesemuanya itu hanya dapat dilakukan oleh guru yang bermutu.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Wawancara kepada Guru
Ada beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada guru yang berhubungan dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
2.
Apakah bapak/Ibu memiliki dokumen Permendikbud No.103 tahun 2014?
3.
Apakah
bapak/Ibu pernah mengikuti
pelatihan/penataran dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013?
4.
Apakah bapak/Ibu ada membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013?
5.
Jika ada, apakah bapak/ ibu menyusunnya sendiri atau
mengadopsi RPP Kurikulum 2013 atau
mengadaptasi RPP Kurikulum 2013 yang
dibuat oleh orang lain ?
6.
Kalau
tidak mengapa ? Jelaskan !
7.
Bagaimanakah pendapat bapak/Ibu jika seorang guru mengajar tanpa menggunakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013?
8.
Apakah
ada kendala dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013?
9.
Apakah
bapak/Ibu setuju guru mengajar menggunakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013?
10. Apakah Bapak/Ibu tahu komponen-komponen
yang harus ada pada RPP Kurikulum 2013?
Lampiran 2
Lembar
Wawancara kepada Guru
Beberapa pertanyaan
yang ditanyakan kepada guru yang berhubungan dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut.
1.
Apakah Bapak/Ibu
mengetahui kerangka dalam menyusun RPP Kurikulum 2013?
Jawab: Semua guru mengatakan belum mengetahuinya.
2. Apakah Bapak/Ibu memiliki dokumen Permendikbud No.103 tahun 2014?
Jawab:
Semua guru mengatakan tidak memilikinya. Hanya sebuah sebagai dokumen
sekolah.
3.
Apakah
Bapak/Ibu pernah mengikuti
pelatihan/penataran dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013?
Jawab: Enam dari delapan orang guru menyatakan belum
pernah mengikuti pelatihan pengembangan/penyusunan RPP Kurikulum 2013 .
4.
Apakah Bapak/Ibu ada membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013?
Jawab: Semuanya menyatakan telah membuat RPP Kurikulum 2013 ,
tapi tidak tahu apakah RPP Kurikulum 2013yang
telah mereka buat, benar/salah, lengkap/belum.
5.
Jika ada, apakah Bapak/ Ibu menyusunnya sendiri atau
mengadopsi RPP Kurikulum 2013atau
mengadaptasi RPP Kurikulum 2013
yang dibuat oleh orang lain ?
Jawab: Sebagian besar menyatakan mengadopsi dan
mengadaptasi RPP Kurikulum 2013 orang
lain.
6. Kalau tidak mengapa ? Jelaskan !
Jawab:
-
7. Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu jika seorang guru mengajar tanpa menggunakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?
Jawab: Mereka mengatakan akan merasa kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran dan berlangsung kurang sistematis karena tidak ada
acuan/pedoman dalam melaksanakannya.
8. Apakah ada kendala dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013?
Jawab:
Sebagian besar menjawab “ada.”
9.
Apakah
Bapak/Ibu setuju guru mengajar menggunakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013?
Jawab: Semuanya menyatakan “setuju.”
10. Apakah Bapak/Ibu tahu komponen-komponen
RPP Kurikulum 2013 secara lengkap?
Jawab:
Sebagian besar menyatakan belum tahu.
Lampiran 3
ANGKET YANG
BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI
NAMA GURU :
ASAL SEKOLAH :
ALAMAT SEKOLAH :
1.
Guru wajib memiliki Standar
proses dan standar penilaian
a.
Sangat
setuju b. Setuju c.
Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
2.
Guru
berkewajiban membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013
a. Sangat setuju b.
Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
3.
Rencana
Pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013digunakan
sebagai acuan dalam mengajar
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
4.
Dalam
penyusunan RPP Kurikulum 2013 paling
sedikit memuat lima komponen yaitu tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
5.
Tujuan
pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
6.
Materi ajar
memuat fakta, konsep, prinsif dan prosedur yang relevan
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
7.
Metode
pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi
yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
8.
Sumber
belajar didasarkan pada KI, KD, Materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
9.
Penilaian
hasil belajar mengacu kepada standar penilaian
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
10. Komponnen penilaian dilengkapi dengan soal, pedoman
penskoran dan kunci jawaban
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
11. RPP Kurikulum 2013 yang
sudah dibuat perlu direvisi apabila
tidak dapat dilaksanakan di kelas
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d.
Sangat tidak setuju
KETERANGAN :
Kolom
komponen/aspek motivasi diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut
:
STS = Sangat tidak setuju, skor 1
TS = Tidak
setuju skor 2
S = Setuju skor 3
ST = Sangat
setuju skor 4
Demak,…………...2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti
SUPRIYANTO, S.Pd KARTONO,
S.Pd
Nip. 19621005 198304 1 001 NIP. 19710627 199903 1 007
Lampiran 4
PEDOMAN PENILAIAN RPP KURIKULUM 2013
NAMA RESPONDEN :…………………………………………………………..
NIP/NUPTK :………………………………………………………….
BIDANG STUDY :………………………………………………………….
KELAS :…………………………………………………………...
No
|
Komponen
|
NILAI
|
Keterangan
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
Mencantumkan Identitas
|
|
|
|
|
|
2.
|
Mencantumkan KI
|
|
|
|
|
|
3.
|
Mencantumkan KD
|
|
|
|
|
|
4.
|
Mencantumkan
Indikator
|
|
|
|
|
|
5.
|
Mencantumkan Materi
|
|
|
|
|
|
6.
|
Mencantumkan Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
|
|
|
|
|
|
7.
|
Mencantumkan Alokasi waktu
|
|
|
|
|
|
8.
|
Mencantumkan Sumber Belajar
|
|
|
|
|
|
9.
|
Mencantumkan Penilaian
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Total =
|
Catatan :
Skor 1 : Tidak Mencantumkan
Skor 2 : Mencantumkan tapi tidak sinkron
Skor 3 : Mencantumkan secara singkat
Skor 4 : Mencantumkan secara lengkap dan sinkron
Saran :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Perbaikan :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Demak,…………...2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti
SUPRIYANTO, S.Pd KARTONO,
S.Pd
NIP. 19621005 198304 1 001 NIP. 19710627 199903 1 007
Lampiran 5
PEMERINTAH
KABUPATEN DEMAK
UPTD DIKPORA KECAMATAN DEMPET
SD NEGERI KEDUNGORI 1
Alamat :
Desa Kedungori
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak
SURAT IJIN PENELITIAN
Nomor: 421.2/III /2015
Yang bertanda tangan di bawah ini
kepala SD Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet, memberikan ijin Penelitian
Tindakan Sekolah kepada:
Nama
: Kartono, S. Pd
NIP :
19710627 199903 1 007
Jabatan
: Guru Kelas/ IVA
Unit Kerja
: SD Negeri Kedungori 1
Judul PTS : Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013 Melalui Pedampingan di SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet
Kabupaten Demak
Tahun 2015
Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Demak,
22 Maret 2015
Kepala
Sekolah
Supriyanto,
S.Pd
NIP. 19621005 198304 1 001
Lampiran 6
FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT
DALAM PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
Kepada
Kepala Dinas Pendidikan Wilayah Jawa Tengah
Di Semarang
Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : KISWATI, S.Pd
NIP :
19720329 199603 2 001
Tempat mengajar :
SD Negeri Kedungori 1
Alamat Sekolah : SD Negeri Kedungori 1
Telepon :
-
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk
mendampingi dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah atas nama :
Nama : KARTONO, S.Pd
NIP :
19710627 199903 1 007
Mengajar Kelas : VI
Tempat mengajar :
SD Negeri SD Negeri Kedungori 1
Alamat Sekolah : SD Negeri Kedungori 1
Telepon :
-
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Mengetahui
Kepala Sekolah
SUPRIYANTO,
S.Pd
NIP. 19621005 198304 1 001
|
Dempet, 23 Maret 2015
Teman sejawat
KISWATI, S.Pd
NIP. 19720329 199603 2 001
|
Lampiran 7
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : KARTONO,
S.Pd
NIP : 19710627 199903 1 007
Mengajar Kelas : VI
Tempat mengajar : SD Negeri SD Negeri Kedungori
Menyatakan bahwa
Nama : KISWATI,
S.Pd
NIP : 19720329 199603 2 001
Mengajar Kelas : V
Tempat mengajar : SD Negeri Kedungori 1
Adalah teman sejawat yang akan mmbantu dalam Penelitian
Tindakan Sekolah yang digunakan untuk Pengajuan PAK atau keperluan lainnya.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan
sebagaimana mestinya
Mengetahui
Kepala Sekolah
SUPRIYANTO,
S.Pd
NIP. 19621005 198304 1 001
|
Dempet, 23 Maret 2015
Teman sejawat
KISWATI, S.Pd
NIP. 19720329 199603 2 001
|
Lampiran 8
PANITIA
SEMINAR
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MELALUI DESIMINASI HASIL PTK/PTS
KKG GUGUS PANGERAN DIPONEGORO
BERITA ACARA
Pada hari ini Sabtu
tanggal Enam belas bulan Juni tahun Dua
ribu limat belas di gugus
Pangeran Diponegoro UPTD Dikpora Kecamatan Dempet, dari pukul 08.00-14.00 WIB
telah diselenggarakan seminar Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui
desiminasi hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS).
Nama Penyaji :
KARTONO, S.Pd.
NIP :
19710627
199903 1 007
Unit
Kerja : SD Negeri
Kedungori 1
Judul :
Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013
Melalui
Pendampingan
di SDN Kedungori 1 Tahun Pelajaran
2014/2015.
Pembahas
: Supriyanto, S.Pd (
Tim Penilai PAK Kabupaten Demak)
Jumlah Peserta : 28 Orang
Berita
acara ini dibuat dengan sesungguhnya agar dapat menjadikan periksa dan
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yang Membuat Berita Acara
Pembahas, Penyaji,
Supriyanto,
S.Pd Kartono, S.Pd
NIP. 19621005 198304 1 001
NIP.19710627 199903 1 007
Mengetahui,
Ketua
Ketua Gugus Pangeran Diponegoro Panitia
Seminar
Kecamatan Dempet
Supriyanto, S.Pd. Sugiyono Setyawan, S.Pd
NIP. 19621005 198304
1 001 NIP. 19640229
198405 1 001
PANITIA
SEMINAR
PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MELALUI DESIMINASI HASIL PTK/PTS
UPTD DIKPORA KECAMATAN DEMPET
BIODATA PESERTA
NAMA
:
……………………………………...........
NIP
: …………………………………………..
TEMPAT DAN TGL LAHIR : ……………………………………………
JABATAN
:
Guru /Kepala Sekolah/Pengawas*)
UNIT
KERJA :
…………………………………………...
ALAMAT INSTANSI :
……………………………………………
ALAMAT
RUMAH :
……………………………………………
NO
TELEPON / HP :
……………………………………………
E-MAIL
:
……………………………………………
Setelah
kegiatan ini ingin/tidak ingin*)
melanjutkan mengikuti pelatihan penulisan PTK/PTS yang diselenggarakan KKG
Gugus Pangeran Diponegoro KKG Gugus Pangeran Diponegoro.
Dempet,
16 Mei
2015
Yang
Menyatakan,
……………………………………
NIP.
……………………………….
*)
Coret yang tidak perlu
PANITIA SEMINAR
PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MELALUI
DESIMINASI HASIL PTK/PTS
KKG
GUGUS PANGERAN DIPONEGORO
Nomor
: 02/PKB/V/2015
Hal
: Undangan
Yth.
Supriyanto, S.Pd
Kepala SDN Kedungori 1
di
Kedungori
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Mengharap kehadirannya besok pada:
hari,
tanggal : Senin, 23 Juni
2014
waktu
: pukul 09.00 WIB
tempat
: SDN Kedungori 1 (Gugus P.Diponegoro)
keperluan
: pembahas
seminar pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui desiminasi hasil PTK/PTS
Guru dan Kepala Sekolah Gugus Pangeran Diponegoro.
Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Dempet, 13 Mei 2015
PANITIA
SEMINAR
Ketua
Sekretaris
Sugiyono
Setyawan, S.Pd Jumadi, S,Pd
NIP. 19640229 198405 1 001 NIP. 19581011 197802 1
002
PANITIA SEMINAR
PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MELALUI
DESIMINASI HASIL PTK/PTS
KKG
GUGUS PANGERAN DIPONEGORO
Nomor
: 02/PKB/V/2015
Hal
: Undangan
Yth.Bapak Supriyanto, S.Pd
Ketua
KKG Gugus Pangeran Diponegoro
di Dempet
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Mengharap kehadirannya besok pada:
hari,
tanggal : Sabtu, 16 Mei
2015
waktu : pukul 09.00 WIB
tempat : SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora
Kecamatan DEMPET
keperluan : pembukaan seminar
pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui desiminasi hasil PTK/PTSGuru dan
Kepala Sekolah KKG Gugus Pangeran Diponegoro.
Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Dempet, 13
Mei 2015
PANITIA
SEMINAR
Ketua
Sekretaris
Sugiyono
Setyawan, S.Pd Jumadi, S,Pd
NIP. 19640229 198405 1 001 NIP. 19581011 197802 1 002
PANITIA SEMINAR
PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MELALUI
DESIMINASI HASIL PTK/PTS
KKG
GUGUS PANGERAN DIPONEGORO
Nomor
: 02/PKB/V/2015
Hal
: Undangan
Yth.
Bapak H. Purnomo, S.Pd, M.Pd
Pengawas TK/SD Dabin 1 UPTD Dikpora
Kecamatan Dempet
di tempat
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Mengharap kehadirannya besok pada:
hari,
tanggal : Sabtu, 16 JMei 2015
waktu : pukul 09.00 WIB
tempat : SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora
Kecamatan DEMPET
keperluan : pembukaan seminar
pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui desiminasi hasil PTK/PTS Guru
dan Kepala Sekolah KKG Gugus Pangeran Diponegoro.
Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Dempet, 13 Mei 2015
PANITIA
SEMINAR
Ketua
Sekretaris
Sugiyono
Setyawan, S.Pd Jumadi, S,Pd
NIP. 19640229 198405 1 001 NIP. 19581011
197802 1 002
PANITIA SEMINAR
PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MELALUI
DESIMINASI HASIL PTK/PTS
KKG
GUGUS PANGERAN DIPONEGORO
Nomor
: 02/PKB/V/2015
Hal
: Undangan
Yth.
Bapak/Ibu …………………….....
Kepala SD Negeri ……………………….
Gugus Pangeran Diponegoro
di
tempat
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Mengharap kehadirannya besok pada:
hari,
tanggal : Sabtu, 16 Mei 2015
waktu : pukul 08.00 WIB
tempat : SDN Kedungori 1, UPTD Dikpora
Kecamatan DEMPET
keperluan : peserta
seminar pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui desiminasi hasil PTK/PTS
Guru dan Kepala Sekolah KKG Gugus Pangeran Diponegoro.
Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Dempet, 13
Mei 2015
PANITIA
SEMINAR
Ketua
Sekretaris
Sugiyono
Setyawan, S.Pd Jumadi, S,Pd
NIP.
19640229 198405 1 001 NIP. 19581011 197802 1 002
PANITIA
SEMINAR
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MELALUI DESIMINASI HASIL PTK/PTS
KKG GUGUS PANGERAN DIPONEGORO
Jadwal Kegiatan
No
|
Waktu
|
Materi
|
Ket
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
08.00-09.00
09.00-09.30
09.30-09.45
09.45-10.00
10.00-10.15
10.15-10.30
10.30-10.45
10.45-11.00
11.00-11.15
11.15-12.00
12.00-12.30
12.30-13.30
13.30
– 14.00
|
Registrasi
Peserta
Pembukaan
Penyaji
1
Penyaji
2
Penyaji
3
Penyaji
4
Penyaji
5
Penyaji
6
Penyaji
7
Pembahas (Nara Sumber)
Istirahat
(Ishoma)
Pembahas (Nara Sumber)
Penutupan
|
Panitia
Ka Dabin
Moderator
Moderator
Moderator
Moderator
Moderator
Moderator
Moderator
Moderator
Panitia
Moderator
Panitia
|
Dempet,
16 Mei 2015
PANITIA SEMINAR
Ketua
Sekretaris
Sugiyono Setyawan, S.Pd
Jumadi, S,Pd
NIP. 19640229 198405 1 001 NIP.
19581011 197802 1 002
PROPOSAL
SEMINAR
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
DAN
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) BAGI GURU
DAN
KEPALA SEKOLAH DI KKG GUGUS PANGERAN DIPONEGORO
Diselenggarakan
Oleh:
KELOMPOK
KERJA GURU (KKG)
GUGUS PANGERAN DIPONEGORO
UPTD
DIKPORA KECAMATAN DEMPET
KABUPATEN
DEMAK
2015
PROPOSAL
SEMINAR
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) DAN
PENELITIAN
TINDAKAN SEKOLAH (PTS) BAGI GURU DAN KEPALA SEKOLAH DI GUGUS PANGERAN
DIPONEGORO
A.
Pendahuluan
Guru merupakan pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dalam menjalankan tugasnya tersebut
haruslah secara profesional. Sebagai
bentuk aktualisasi tenaga profesional, maka pemerintah memberikan payung
hukum dalam bentuk Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Undang-undang tersebut mengatur tentang
persyaratan, tugas, kewajiban, dan hak-hak guru dan dosen.Salah satu hak guru
adalah mendapatkan kenaikan pangkat dan tunjangan profesi. Untuk dapat naik
pangkat ke jenjang yang lebih tinggi berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 35 tahun 2010 tentang
petunjuk teknis dan pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
seorang guru harus memenuhi syarat nilai dalam Penilaian Kinerja Guru (PKG),
melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), dan mendapatkan
nilai angka kredit penunjang.
Untuk dapat memenuhi persyaratan
tersebut, guru professional haruslah mampu dan mau melakukan kegiatan
pengembangan diri, publikasi karya ilmiah, serta menemukan karya inovatif.
Kegiatan tersebut hendaklah difasilitasi
oleh Tim PKB baik ditingkat
gugus, kecamatan, kabupaten, maupun provinsi. Berdasarkan hal tersebut maka Tim
PKB Kecamatan DEMPET akan memfasilitasi guru dan kepala sekolah yang akan
mengajukan kenaikan pangkat dengan
memanfaatkan karya ilmiah melalui
seminar. Kegiatan ini sebagai bentuk
desiminasi hasil penelitian yang dilakukan oleh guru maupun kepala sekolah.
B.
Dasar
1. Undang-undangn Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 38 Tahun 2010 tentang Penyesuaian
jabatan fungsinal guru .
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
120 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
C.
Tujuan
1. Meningkatkan profesionalitasan guru di
KKG Gugus Pangeran Diponegoro.
2. Membangun budaya kreatif dan
inovatif dalam kajian karya ilmiah bagi
guru di KKG Gugus Pangeran Diponegoro.
3. Mendesiminasikan hasil karya ilmiah guru/kepala sekolah di KKG Gugus Pangeran Diponegoro.
D.
Manfaat
1. Meningkatkan kompetensi profesional pendidik pada aspek penulisan
karya ilmiah sebagai bentuk pengembangan profesi guru/kepala sekolah.
2. Mendukung peningkatan kualitas layanan belajar bagi
peserta didik.
3. Memfasilitasi guru atau kepala sekolah
yang akan mengajukan angka kredit untuk kenaikan pangkat yang lebih tinggi.
4. Memberikan wawasan baru
bagi guru dan kepala sekolah tentang pengajuan penilaian angka kredit untuk jabatan fungsional guru.
E.
Nama Kegiatan
Seminarhasil penelitian
tindakan kelas dan penelitian
tindakan sekolah bagi guru dan kepala sekolah SD di KKG Gugus Pangeran Diponegoro.
F.
Kepanitiaan
Susunan panitia kegiatan seminar:
1. Penanggungjawab :
Ketua KKG Gugus Pangeran Diponegoro (Supriyanto,
S.Pd)
2. Ketua
:
Sugiyono, S. Pd.
3. Sekretaris : Jumadi, S.Pd
4. Bendahara : Surati, S.Pd
5. Humas :
H. Abdul Jamil, S.Pd
Supriyanto, S.Pd
G.
Pembiayaan
1. Rencana anggaran kegiatan seminar
a. Kepanitiaan 1.100.000
Penanggungjawab : 500.000
Ketua : 300.000
Sekretaris : 250.000
Bendahara : 250.000
b. Pembahas /Nara Sumber : 500.000
c. Kesektetariatan : 400.000
d. Moderator : 100.000
e. Pembuatan piagam : 300.000
f. Undangan dan penggandaan makalah : 800.000
g. Kebersihan : 100.000
h. Perlengkapan dan dekorasi : 350.000
i.
Snak dan makanan (70) @20.000 : 1.400.000
j.
Lain-Lain
:
250.000
Jumlah 5.300.000
2. Sumber
Dana
a. Peserta 50 @ 50.000
2.500.000
b. Penyaji 7 @ 400.000
2.800.000
Jumlah
5.300.000
H.
Peserta
1. Penyaji guru dan kepala SD sebanyak 7
orang
2. Peserta seminar dua
KS dan 20 Guru dari masing-masing
SD di Gugus Pangeran Diponegoro (50)
I.
Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal :
Senin, 23 Juni 2014
b. Waktu :
pukul 09.00-14.00 WIB
c. Tempat :
Aula SDN Dempet 1 Gugus Pangeran Diponegoro
d. Keterangan : pakaian sipil harian
J. Jadwal
Kegiatan
No
|
Waktu
|
Materi
|
Ket
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
08.00-09.00
09.00-09.30
09.30-09.45
09.45-10.00
10.00-10.15
10.15-10.30
10.30-10.45
10.45-11.00
11.00-11.15
11.15-12.00
12.00-12.30
12.30-13.30
13.30
– 14.00
|
Registrasi
Peserta
Pembukaan
Penyaji
1
Penyaji
2
Penyaji
3
Penyaji
4
Penyaji
5
Penyaji
6
Penyaji
7
Pembahas (Nara Sumber)
Istirahat
(Ishoma)
Pembahas (Nara Sumber)
Penutupan
|
Panitia
Ka UPTD
Moderator
Moderator
Moderator
Moderator
Moderator
Moderator
Moderator
Moderator
Panitia
Moderator
Panitia
|
Dempet, 4 Mei 2015
PANITIA
SEMINAR
Ketua
Sekretaris
Sugiyono
Setyawan, S.Pd Jumadi, S,Pd
NIP.
19640229 198405 1 001 NIP. 19581011 197802 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
DINAS PENDIDIKAN
PEMUDA DAN OLAHRAGA
KKG GUGUS PANGERAN DIPONEGORO
UPTD DIKPORA KECAMATAN
DEMPET
PIAGAM PENGHARGAAN
Nomor:
421.2/ 5 /2015
Diberikan
kepada:
Kartono,
S.Pd
NIP
196710627 199903 1 007
SD Negeri
Kedungori 1
Sebagai
Penyaji
Seminar
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
yang diselenggarakan oleh Panitia Seminar KKG Gugus Pangeran Diponegoro
UPTD
Dikpora Kecamatan Dempet
pada
hari Senin, 23 Juni 2014
Demak, 27 Juni 2014
Ketua KKG Ketua
Gugus Pangeran Diponegoro Panitia Seminar
Hadi
Marganingsih, S.Pd.SD SUGIYONO
SETYAWAN, S.Pd
NIP. 19620410 198201 2 001 NIP . 19640229 198405 1
001
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK
UPTD DIKPORA KECAMATAN DEMPET
SEKOLAH DASAR NEGERI KEDUNGORI 1
DAFTAR HADIR SEMINAR PTS
NO
|
NAMA/NIP
|
ASAL SEKOLAH
|
TANDA TANGAN
|
1.
|
SUPRIYANTO, S.Pd |
SDN Kedungori 1
|
1.
|
2
|
KISWATI, S.Pd.SD |
SDN
Kedungori 1
|
2.
|
3
|
INDAH SUKOWATI, S.Pd.SD |
SDN
Kedungori 1
|
3.
|
4
|
KARTONO, S.Pd |
SDN
Kedungori 1
|
4.
|
5
|
SUFROTUN MAHFUNDOH |
SDN
Kedungori 1
|
5.
|
6
|
SUHARTO, S.Pd. |
SDN
Kedungori 1
|
6.
|
7
|
SUBANDRIYOA, S.Pd.SD
|
SDN
Kedungori 1
|
7.
|
8
|
PADEKAN,S.PdI. |
SDN
Kedungori 1
|
8.
|
9
|
EKO
PURWADI, S.Pd.SD
|
SDN
Kedungori 1
|
9.
|
10
|
SRI RUMISIH |
SDN
Kedungori 1
|
10.
|
11
|
MUHAMAD NUR IRKHAM |
SDN
Kedungori 1
|
11.
|
12
|
ELVIRA INDAH ARYANI |
SDN
Kedungori 1
|
12.
|
13
|
SAKIRAH, S.Pd |
SDN Dempet 1
|
13.
|
14
|
SOCHIB, S.Pd.SD |
SDN Dempet 1
|
14.
|
15
|
YUMI, S.Pd.SD |
SDN Dempet 1
|
15.
|
16
|
SUDARYONO, S.Pd.SD |
SDN Dempet 2
|
16.
|
17
|
SUBANDI, S.Pd.SD |
SDN
Dempet 2
|
17.
|
18
|
NGATMIN, S.Pd.SD |
SDN
Dempet 2
|
18.
|
19
|
SUYASTRI, S.Pd.SD |
SDN
Dempet 2
|
19.
|
20
|
SUGIYONO, S.Pd |
SDN
Dempet 2
|
20.
|
21
|
SRI MURNIATI, S.Pd.SD |
SDN
Dempet 3
|
21.
|
22
|
PARTINAH, S.Pd.SD |
SDN
Dempet 3
|
22.
|
23
|
SRI KUNYATI, S.Pd |
SDN
Dempet 3
|
21.
|
24
|
SRI SULISTYOWATI, S.Pd |
SDN
Dempet 4
|
23.
|
25
|
ASRI WURYANI, S.Pd |
SDN
Dempet 4
|
24.
|
26
|
SURATI, S.Pd |
SDN
Botosengon 1
|
25.
|
27
|
SUNARMI, S.Pd.SD |
SDN
Botosengon 1
|
26.
|
28
|
INDRIYATI |
SDN
Botosengon 1
|
27.
|
Mengetahui
Kepala SD Negeri Kedungori 1
SUPRIYANTO, SPd
NIP
19621005 198304 1001
|
Kedungori,
...........................2015
Panitia
Diklat/Calon Kepala Sekolah
KARTONO,S.Pd
NIP 19710627 199903 1 007
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar